Menu

Mode Gelap
Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

Pendidikan · 3 Okt 2023 22:27 WIB

Kekurangan Guru, 116 SD di Probolinggo Terapkan Multigrade Class


					MULTIGRADE CLASS: Siswa-siswi SDN Sariwani II sedang bermain di halaman sekolah. (foto: Hafiz Rozani) Perbesar

MULTIGRADE CLASS: Siswa-siswi SDN Sariwani II sedang bermain di halaman sekolah. (foto: Hafiz Rozani)

Probolinggo,- Minimnya guru dan siswa serta medan yang kurang bersahabat, membuat Pemerintah Kabupaten Probolinggo menerapkan sekolah multigrade class. Sejauh ini, total ada 116 Sekolah Dasar (SD) yang menggunakan metode kelas rangkap.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nur Jayadi menjelaskan, sekolah multigrade di Kabupaten Probolinggo mayoritas tersebar di kawasan pegunungan.

Sejumlah kecamatan yang menerapkan sekolah model kelas rangkap ini diantaranya wilayah Kecamatan Sukapura, Sumber, Kuripan, Tiris dan Krucil. Hingga awal Oktober 2023, ada 116 SD menerapkan metode ini.

“Hingga saat ini sudah ada total 116 sekolah dasar di Kabupaten Probolinggo yang menerapkan pembelajaran multigrade sebagai alternatif kurangnya tenaga pengajar, siswa hingga Medan yang sulit,” kata Dwijoko, Selasa (3/10/23).

Dwijoko menambahkan, selain menjadi alternatif pembelajaran, sekolah yang menerapkan multigrade ini menjadi wisata pendidikan di Kabupaten Probolinggo.

Contohnya SDN Ngadisari 2, di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, yang beberapa kali mendapat kunjungan dari wisatawan.

“Kedepan kita akan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, serta pelaku jasa wisata sehingga wisatawan yang datang ke Bromo juga bisa berwisata ke sekolah yang menerapkan pembelajaran multigrade, ini cukup unik dan bagus ini,” ujar dia.

Di lereng Gunung Bromo, pilot project sekolah multigrade class adalah SDN Sariwani II, di Desa Sariwani, dan SDN Sukapura III di Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura.

“Dalam metode ini, zistem getok tular atau tutor sebaya itu langsung terjadi. Sehingga antara kelas rendah dan kelas di atasnya tidak ada persaingan, melainkan sama-sama belajar,” jelas guru kelas I dan II SDN Sariwani II, Sumardi.

Dijelaskan Sumardi, strategi kelas rangkap sangat efektif untuk tetap menjalankan pendidikan dasar. Bahkan di daerah dengan kondisi geografis yang sangat sulit sekalipun.

“Multigrade class ini membuat siswa makin bergairah dalam belajar karena adanya tutor sebaya itu tadi,” pungkas Sumardi. (*)

 

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Moh. Rochim

Artikel ini telah dibaca 62 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sebanyak 1.739 Siswa di Lumajang Putus Sekolah

14 November 2024 - 16:25 WIB

Cegah Terulangnya Kasus Supriyani, Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan Siap Dampingi Guru

5 November 2024 - 16:14 WIB

Cegah Perundungan, Kejaksaan Negeri Kota Probolinggo Masifkan Pendidikan Hukum ke Pelajar

7 Oktober 2024 - 16:49 WIB

Tingkatan IPM dan Kesejahteraan, Guru Madrasah se-Kabupaten Probolinggo Sepakat Menangkan Gus Haris – Ra Fahmi

7 September 2024 - 20:48 WIB

Top! 13 Kontingen Pelajar Harumkan Nama Lumajang di Olimpiade Nasional

22 Agustus 2024 - 16:44 WIB

Duh! 5.848 Pelajar di Lumajang Putus Sekolah

16 Agustus 2024 - 19:38 WIB

Bahayakan Siswa, DPRD Kabupaten Probolinggo Kecam Pembiaran Kerusakan SDN Bimo 

8 Agustus 2024 - 20:55 WIB

Siasat Pemkab Lumajang Sejahterakan Guru non-NIP, Honor Dicairkan dengan Skema Peningkatan Kompetensi

7 Agustus 2024 - 12:11 WIB

Duh! Jumlah Penderita HIV di Lumajang Capai 2.103 Orang

6 Agustus 2024 - 19:30 WIB

Trending di Pendidikan