Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Kesehatan · 16 Okt 2023 16:22 WIB

Naik 0,5 Persen, Angka Stunting di Kota Probolinggo 12,8 Persen


					STUNTING: Salah satu cara mencegah STUNTING adalah dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin. (foto: cegahstunting.id) Perbesar

STUNTING: Salah satu cara mencegah STUNTING adalah dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin. (foto: cegahstunting.id)

Probolinggo – Angka gangguan pertumbuhan anak (stunting) di Kota Probolinggo tahun 2023 naik dibandingkan tahun 2022. Meski naik, angka stunting di Kota Probolinggo masih di bawah angka nasional. Dinkes dan P2KB Kota Probolinggo pun terus berupaya menurunkan angka stunting.

Nutrisiator Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo, Tunik Agustina mengatakan, pada tahun 2023 ini angka stunting di Kota Probolinggo (hingga awal Oktober) mencapai 12,8 persen. Angka tersebut naik 0,5 persen dari tahun 2022 yang mencapai 12,3 persen.

Faktor yang memengaruhi stunting ini di antaranya, saat remaja ibu bayi salah satunya mengalami anemia, kemudian saat ibu bayi hamil kekurangan gizi, atau Kurang Energi Kronis (KEK), dan saat bayi lahir tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

“Selain itu faktor lain yakni, pemberian makan pada bayi dan anak yang salah, yang mana pada usia 0 hingga 2 bulan sudah diberi makan yang kurang gizi, dan juga faktor sanitasi yang kurang bersih,” ujarnya.

Dari total bayi di lima kecamatan di Kota Probolinggo yang diperiksa dan ditimbang, angka stunting tertinggi terdapat di Kecamatan Kanigaran yang mencapai 21,11 persen. Diikuti Kecamatan Mayangan 13,75 persen, kemudian Kecamatan Kedopok 13,11 persen, Kecamatan Kademangan 8,41, dan terakhir Kecamatan Wonoasih 5,95 persen.

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dan P2KB yakni, sosialisasi dan edukasi pemberian makanan bergizi, kemudian kelas hamil dengan memberikan edukasi pengetahuan perawatan selama hamil, serta makan makanan bergizi.

“Selain itu, sosialisasi dan edukasi juga kita lakukan langsung ke sasaran atau melalui tokoh-tokoh masyarakat atau PKK karena perannya juga dapat memberikan edukasi,” imbuhnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ditemukan Kasus PTM pada Anak, Dinkes Minta Terapkan Hidup Sehat

16 November 2024 - 20:41 WIB

Oktober 2024, Angka Stunting di Kota Probolinggo 11,32 Persen

14 November 2024 - 05:01 WIB

Waspada! Januari-Oktober, 670 Warga Lumajang Terjangkit DBD

28 Oktober 2024 - 16:43 WIB

Awas, 149 Orang di Lumajang Alami Gagal Ginjal Kronis

9 Oktober 2024 - 14:53 WIB

PT. KAI Daop 9 Buka Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat, Tersebar di 3 Kota

8 Oktober 2024 - 16:25 WIB

Penderita TBC di Lumajang Capai 1.410 Orang, 72 Meninggal Dunia

27 Agustus 2024 - 14:43 WIB

Antisipasi Penyebaran Flu Burung, Pemkab Lumajang Gratiskan Vaksinasi Unggas

22 Agustus 2024 - 09:59 WIB

Marak Kasus Bibir Sumbing, Mayoritas Penderita dari Kawasan Pesisir

17 Agustus 2024 - 19:05 WIB

Angka Kematian Ibu Hamil di Lumajang Menurun, Segini Jumlahnya

21 Juli 2024 - 17:02 WIB

Trending di Kesehatan