Lumajang,- Pagelaran seni bertajuk Galang Gerak Budaya Tapal Kuda (GGBTK), digelar di Pura Mandaragiri Semeru Agung, Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Minggu (29/10/2023) malam. Event ini digelar sebagai upaya pelestarian budaya lokal di Indonesia.
Galang Gerak Budaya Tapal Kuda ini, banyak mempertontonkan berbagai tarian khas Kota Pisang. Salah satunya yakni Jaran Kencak atau tarian Jaran Lompat.
Tarian ini menceritakan tentang Kabupaten Lumajang tempo dulu, yang memiliki sebuah kerajaan bernama Lamadjang Tigang Juru. Arya Wiraraja adalah raja pertama sekaligus pendiri kerajaan.
Pelaku seni Jaran Kencak Lumajang, Sarto Edi Santoso (46) menyebut, kesenian ini diadopsi dari beberapa kuda yang dimiliki oleh para pendekar Kerajaan Majapahit dan Lamadjang Tigang Juru.
Salah satunya kuda milik Ranggalawe, putra kesayangan mahararaja Arya Wiraraja. Konon, kuda milik Ranggalawe juga terlihat dalam peperangan saat mengalahkan kerajaan Kadiri bersama pasukan Tar-Tar Mongolia.
“Tentu kesenian ini diadopsi dari Madura. Sebab, kesenian ini ada kaitannya dengan Arya Wiraraja. Arya Wiraraja sendiri sebelum mendirikan kerajaan Majapahit, kan masih jadi Adipati Sumenep, untuk kemudian diadopsi oleh masyarakat Pendalungan,” kata Sarto.
Daerah Pendalungan seperti Kabupaten Lumajang, imbuhnya, memiliki ciri khas tersendiri untuk memperagakan tarian seni jaranan. Khusus di Kabupaten Lumajang, tarian jaran kencak ada tiga jenis tarian.
“Dari tiga kesenian ini ada tiga, yakni bisa dengan ditampilkan bersama tari kopyah, jaran slening, dan tari glanting,” paparnya.
Antusiasme Tinggi
Ketua Panitia Galang Gerak Budaya Tapal Kuda, Wira mengatakan, event ini merupakan program pelestarian kearifan lokal dari Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
Event ini berlangsung dari tanggal 28 Oktober hingga 20 November dengan puncak acara di Jember. Selain Kabupaten Lumajang, daerah lain yang menggelar event ini adalah Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, dan Jember.
“Nah Kabupaten Lumajang mengawali GGBTK, yang digelar selama dua hari, tanggal 28 hingga 29 Oktober. Selain pertunjukan seni rakyat, juga ada kegiatan lain seperti workshop, diskusi, dan jelajah situs,” beber Wira.
Wira mengaku kagum dengan respons pegiat seni budaya di Kabupaten Lumajang, yang sangat antusias. Hal itu, membuat pihaknya sebagai panitia kegiatan lebih bersemangat.
“Para anak-anak muda yang tampil hari ini, merasa telah diberikan ruang kreasi, diberikan ruang tampil di event yang sangya luar biasa ini,” ungkap Wira.
“Jadi memiliki kebanggan lah, pertunjukan ini ada delapan sanggar, ada juga yang dari anak-anak SMA, SMP, SMK,” tambahnya.
Wira mengaharapkan, kirab budaya tidak hanya gegap gempita di tahun ini saja. Melainkan berkembang lebih sehingga bisa digelar rutin.
“Galang Gerak Tapal Kuda, puncak acaranya ada di Kabupaten Jember. Kami berharap di tahun yang akan datang, tuan rumahnya adalah Kabupaten Lumajang,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moch. Rochim