Probolinggo,- Banjir rob di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, rutin terjadi setiap kali bulan purnama tiba selama lebih dari 20 tahun. Namun derita warga pesisir ini dipastikan segera berakhir.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendatangi Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan pada Jumat (17/11/2023) sore. Gubernur melakukan peletakan batu pertama pembangunan bangunan pengendali banjir rob di desa setempat.
Gubernur Khofifah melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air Pemprov Jatim, Baju Trihaksono mengatakan, untuk mengatasi banjir rob ini, Pemprov Jatim akan membangun pintu air setinggi enam meter agar aur laut dapat terkontrol dan tidak masuk ke pemukiman warga.
“Panjangnya itu 30 meter dengan tiga pintu air, untuk menaggulangi banjir maupun rob,” kata Baju, Jumat (17/11/2023).
Ia menegaskan, pembangunan bangunan pengendali banjir rob ini dapat terselesaikan sebelum memasuki pergantian tahun. Sehingga, masyarakat bisa segera menikmati hasil dari proyek yang menelan anggaran Rp4.008.974.552 itu.
“Sesuai kontrak selesainya 31 Desember. Tapi kami coba percepat. Kalau tidak ada hujan mungkin tanggal 20-25 Desember sudah selesai,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah provinsi Jawa Timur. Ia merasa didukunh oleh pemerintah Jatim dalam rangka menanggulangi banjir rob di Desa Kalibuntu.
“Terima kasih kepada ibu Gubernur karena yang selama ini menjadi mimpi buruk warga setiap bulan purnama, bisa teratasi dengan adanya pembangunan pengendali ini,” ujarnya.
Ugas pun berharap, dengan adanya bangunan pengendali banjir rob ini, masyarakat bisa meningkatkan kebersihan lingkungan. Sehingga, tingkat kesehatan masyarakat juga bisa meningkat.
“Kalau ada banjir kadang-kadang sampah berserakan. Jadi ke depan, ayo tingkatkan kebersihannya agar tingkat kesehatan juga semakin baik,” ucapnya.
Ugas berjanji akan terus memantau kondisi banjir rob di desa Kalibuntu, termasuk juga dengan kondisi bangunan pintu air pengendali banjir ketika sudah kelar nanti. Sebab menurutnya, sesuatu yang berhubungan dengan laut, perlu rutin dipantau agar tidak cepat rusak.
“Akan terus kami pantau, karena yang berhubungan dengan laut biasanya tidak terlalu awet. Sekali lagi harpaan kami dengan andanya peletakan batu pertama ini bisa menghilangkan banjir rob yang biasa terjadi,” janji Ugas. (***)
Editor: Mohamad S
Publiaher: Moch. Rochim