Oleh: Chatifurrahman*
“Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan momen krusial dalam kehidupan demokrasi suatu negara. Tahun 2024 akan menjadi panggung bagi keputusan politik yang akan membentuk arah masa depan,”
Dalam konteks ini, peran pemuda menjadi sangat penting dan strategis dalam menjaga integritas demokrasi dan membawa perubahan positif.
Pemuda sebagai agen perubahan memiliki kemampuan untuk membawa gagasan inovatif, energi positif, dan semangat perubahan.
Dalam Pemilu 2024, partisipasi aktif pemuda bukan hanya sekadar hak, tetapi juga tanggung jawab untuk ikut serta dalam menentukan arah kebijakan negara.
Pentingnya partisipasi pemuda terletak pada kemampuan mereka untuk menghadirkan perspektif baru dalam ranah politik.
Dengan adanya diversitas pemikiran, pemuda dapat menjadi katalisator perubahan yang membawa solusi yang lebih holistik dan inklusif untuk berbagai tantangan yang dihadapi negara.
Selain itu, pemuda juga memiliki kecenderungan untuk lebih terhubung dengan isu-isu kontemporer, termasuk isu-isu sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Dengan menjadi bagian dari proses Pemilu, pemuda dapat memastikan bahwa agenda politik mencerminkan kebutuhan dan aspirasi generasi muda, yang pada akhirnya akan membentuk sebuah pemerintahan yang lebih responsif.
Partisipasi pemuda tidak hanya terbatas pada hak pilih, tetapi juga melibatkan peran aktif dalam mendidik diri sendiri dan sesama mengenai proses demokrasi, calon-calon yang berkompeten, dan isu-isu terkini.
Melalui peningkatan literasi politik, pemuda dapat menjadi pemilih yang cerdas dan kritis, mampu membuat keputusan berdasarkan informasi yang akurat.
Pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat perlu bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi pemuda. Inisiatif seperti debat publik, seminar politik, dan kampanye penyuluhan harus diintensifkan untuk meningkatkan pemahaman dan minat pemuda terhadap Pemilu.
Dalam kesimpulannya, peran pemuda dalam Pemilu 2024 tidak hanya sebatas sebagai pemilih, tetapi juga sebagai agen perubahan dan garda terdepan dalam membentuk masa depan negara.
Dengan partisipasi aktif mereka, pemuda dapat mengukir jejak positif dalam sejarah demokrasi, menciptakan pemerintahan yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Rekam Jejak Pemuda
Catatan panjang sejarah Indonesia, pemuda memiliki peran penting dalam setiap perubahan yang terjadi. Baik sebelum proklamasi kemerdekaan hingga paska kemerdekaan. setiap tragedi penting tidak bisa dipisahkan dari generasi Y itu.
Sumpah pemuda pada 1928 adalah bukti satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Para pemuda berkumpul dan bersumpah bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu. Hal itu dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Melihat UU Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, yang dimaksud pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun.
Pada umur itu pemuda memiliki semangat yang tinggi dan memiliki harapan akan masa depan yang lebih baik. Memiliki idealisme dan keinginan untuk senantiasa berkembang.
Pemilu sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis. itu berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Karenanya dalam setiap momentum pemilu, rakyat dalam hal ini adalah pemuda, wajib berperan sebagai subjek yang mengawasi proses pemilu. Sehingga pemilu bisa berjalan sesuai dengan azas pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Tahun Politik dan Tantangannya
Tahun ini merupakan tahun politik. kenapa dinamai demikian? Karena pada tahun 2024 nanti akan dilangsungkan hajat negara yakni pesta demokrasi. Pemilihan presiden, DPR, DPRD Provinsi/Kabupaten, DPD dan juga kepala daerah.
Pelaksanaannya nanti akan dijadikan dua tahapan. Pertama pemilihan presiden dan legislatis pada 14 Februari dan kepala daerah pada November.
Tahapan demi tahapan sudah dilakukan oleh penyelenggara. Terakhir beberapa waktu lalu KPU telah melakukan penerimaan berkas pendaftaran bacaleg.
Kini masuk kedalam tahapan verifikasi berkas. Di beberapa daerah terlihat ada banyak pemuda yang digaet dalam kepentingan politik. Mereka ditarik parpol untuk kepentinganmendulang suara.
Tapi permasalahannya bukan itu. Menjelang hajat besar negara itu, acap kali ada tangan tangan kotor yang mencoba memecah belah bangsa. Dengan cara menyebar berita hoax melalui media sosial. Jika tak cermat maka akan termakan begitu saja.
Ya, saban kali pesta demokrasi dilakukan memang gesekan selalu ada. Karena ajang Pemilu dan Pilkada menimbulkan dinamika dan rasa persaingan.
Pemilu pada 2019 lalu misalnya, banyak bertebaran berita bohong, yang ironisnya justru dipercaya oleh banyak orang. Karena itu, akhirnya fitnah antar pendukung tak terbendung.
Puncaknya pada pilkada DKI Jakarta, yang membawabawa politik identitas sehingga mengakibatkan beberapa peristiwa. Seperti halnya sesama umat islam yang peda pilihan tidak boleh disalatkan di masjid dengan pilihan yang lain.
*Penulis adalah Cendekiawan Muslim asal Kabupaten Probolinggo.
Editor: H. Ikhsan Mahmudi
Publisher: Moch. Rochim