Menu

Mode Gelap
Anggota KPPS di Pasuruan Dukung Paslon saat Kampanye Akbar, KPU Siapkan Sanksi Hari Tenang, Pencopotan APK di Kabupaten Pasuruan Digencarkan Memasuki Masa Tenang, Bawaslu Lumajang Maraton Bersihkan APK Paslon Dua Sekawan Spesialis Pembobolan Rumah Digulung Polisi Hari Tenang, Bawaslu Kota Probolinggo Sapu Bersih APK Paslon Jadi Langganan Banjir, Pemkab Lumajang Segera Normalisasi Sungai Banter

Ekonomi · 9 Des 2023 21:30 WIB

Kreatif! Warga Probolinggo Budidaya Kepiting Bakau dalam ‘Vertical Crab House’


					KREATIF! Rahmad Sudaryanto sedang membersihkan tempat budi daya kepiting di rumahnya. (foto: Hafiz Rozani/. Perbesar

KREATIF! Rahmad Sudaryanto sedang membersihkan tempat budi daya kepiting di rumahnya. (foto: Hafiz Rozani/.

Probolinggo,- Seorang warga Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo berhasil membudidayakan kepiting bakau (Scylla serrata) dengan metode vertical crab house atau box apartment.

Dengan menggunakan sistem ini, bobot kepiting dapat mencapai 1 kilogram (kg), serta harga jual kepiting dapat menjadi lebih tinggi.

Di rumahnya di Jalan Bengawan Solo, Rahmad Sudaryanto (57) budidayakan kepiting bakau dengan metode vertical crab house. Budidaya metode ini yakni dengan cara setiap satu ekor kepiting dimasukkan ke satu tempat berukuran 40 cm x 25 cm x 20 cm.

Vertical crab house tempat untuk budidaya kepiting bakau ini ribuat sendiri oleh Rahmad. Yakni dengan memanfaatkan jeriken bekas, yang ditumpuk lima tingkat, serta dimodifikasi dengan tambahan sirkulasi air di dalamnya.

“Jadi untuk satu vertical crab house berisi seekor kepiting. Hal ini untuk mengantisipasi sifat kanibalisme sesama kepiting jika dicampur, serta untuk memaksimalkan perkembangan kepiting,” ujarnya.

Untuk bibit, Rahmad mendapatkan dari nelayan dengan ukuran 3-5 cm dengan harga Rp 4 ribu per ekor. Dari bibit inilah kemudian kepiting bakau ini hingga dipelirahara hingga memiliki bobot 700 gram hingga 1 kg lebih, sesuai permintaan konsumen.

Budidaya kepiting bakau ini, kata Rahmad, bukan hal yang mudah, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.

Mulai kadar air yang mana, kadar garam dalam air minimal 20 hingga 30 persen, serta makanan. Agar kadar garam dalam air tetap sesuai, ia setiap hari mengeceknya dengan alat Refractometer.

Selain itu, untuk air laut, Rahmad membelinya dari nelayan Mayangan, Kota Probolinggo. Yang mana air laut ini diambil dari tengah laut, sehingga tidak bercampur dengan polutan seperto, oli bekas dan kotoran.

Sementara, setiap pagi, Rahmah jug mengambil sisa makanan di dalam vertical crab house, agar kepiting tidak keracunan sisa makanannya sendiri yakni, ikan laut.

“Perkembangan ukuran kepiting bisa dilihat dari nafsu makannya, biasanya ketika kepiting ini pertumbuhannya cepat, maka kepiting ini akan berganti cangkang,” ujarnya.

Harga jual kepiting bakau hasil budi daya Rahmad ditawarkan Rp200-500 ribu per ekor untuk berat kepiting 700 gram hingga 1 kg.

“Biasanya untuk konsumen, selain perorangan, juga dikirim ke restoran, atau rumah makan seafood yang ada di Malang, Surabaya, hingga Bali,” katanya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 79 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi