Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Ekonomi · 13 Des 2023 19:40 WIB

Harga Cabai Rawit di Lumajang Meroket, Disebut-sebut Karena Efek El Nino


					HARGA MEROKET: Stok cabai rawit di lapak pedagang sayur di Pasar Baru Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

HARGA MEROKET: Stok cabai rawit di lapak pedagang sayur di Pasar Baru Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Harga cabai rawit di Kabupaten Lumajang mengalami kenaikan harga signifikan. Dua bulan lalu, harga cabai rawit hanya antara Rp42 ribu sampai Rp50 ribu per kilogram ((kg).

Namun saat ini, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lumajang sudah naik menjadi Rp80 ribu hingga Rp85 ribu/kg.

“Dua bulan lalu harga cabai rawit di pasar hanya Rp42 sampai Rp50 ribu per kilogramnya. Lah kok sekarang malah semakin naik, ya perkilogramnya ada yang Rp80 ribu, ada yang sudah Rp85 ribu per kilogram,” kata salah satu pedagang cabai rawit di Pasar Baru Lumajang, Nur Diana, Rabu (13/12/23).

Karena harga cabai rawit di Lumajang semakin mahal, imbuh Diana, banyak konsumen yang memesan cabai rawit kering dibandingkan cabai rawit yang masih segar.

“Sekarang ini banyak warga yang membeli cabai kering daripada cabai rawit, karena harganya terlalu mahal,” imbuh dia.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, terus berupaya melakukan pengendalian laju inflasi guna menekan harga kebutuhan pokok dan sayuran tak terkecuali cabai rawit.

Salah satunya dengan cara menjaga stabilisasi harga pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). “Gerakan Pangan Murah merupakan salah satu upaya kami untuk menekan angka inflas di Lumajang,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang, Hairil Diani.

Hairil menyehut, komoditas pertanian yang mempengaruhi angka inflasi di Lumajang adalah harga cabai rawit. Menurutnya, kenaikan harga cabai rawit salah satunya dipengaruhi dengan turunya produktivitas hasil pertanian akibat El Nino atau kemarau berkepanjangan.

“Jadi memang saat ini produktivitasnya menurun, kalau biasanya informasinya kita bisa mencapai 50 kwintal per hektarnya, saat ini petani hanya bisa memperoleh satu kali petik itu 14,5 sampai 15 kwintal per hektar. Sehingga stok di pasaran berkurang, ini dengan mekanisme pasar akhirnya menyebabkan harga cabai rawit melambung tinggi,” ujarnya.

Saat ini, klaim Hairil, DKPP telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat upaya penanaman, sehingga pasokan komoditas cabai rawit bisa tercukupi.

“Mudah-mudahan pada awal musim hujan nanti, kita sudah bisa penanaman baru untuk perluasan tanaman cabai, sehingga produksi kita di pasaran bisa tercukupi,” pungkas dia. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Musim Hujan, Pemkot Probolinggo Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

21 November 2024 - 14:13 WIB

Melanggar Aturan, DLH Kabupaten Pasuruan Tutup Saluran Limbah Dua Perusahaan

20 November 2024 - 19:17 WIB

BPBD Lumajang Imbau Masyarakat Waspadai Aktivitas Gunung Semeru

20 November 2024 - 15:54 WIB

Gunung Semeru Luncurkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter di Atas Puncak

20 November 2024 - 13:34 WIB

Antisipasi Gangguan, KAI Normalisasi Drainase hingga Siapkan Alat Berat

19 November 2024 - 14:41 WIB

Belum Lengkapi Izin, Komisi 3 DPRD Kota Probolinggo Rekomendasikan Supermarket Baru Ditutup

18 November 2024 - 18:14 WIB

BMKG Imbau Masyarakat Lumajang Tingkatkan Kewaspadaan

18 November 2024 - 09:43 WIB

Musim Hujan, Sembilan Kecamatan di Kabupaten Pasuruan Masuk Zona Rawan Banjir

16 November 2024 - 20:13 WIB

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Trending di Ekonomi