Probolinggo,- Masyarakat Hindu Suku Tengger di lereng Gunung Bromo mulai melaksanakan ritual Wulan Kapitu, salah satunya melaksanakan puasa mutih.
Untuk menjaga ketenangan warga Hindu dalam melaksanakan puasa mutih, akses wisata menuju Gunung Bromo di tiga pintu masuk ditutup sejak Selasa sore kemarin (12/12/23).
Penutupan akses wisata Bromo ini mulai dilakukan sejak Selasa pukul 16.00 WIB. Dalam ritual Wulan Kapitu, warga Tengger melaksanakan puasa mutih, yang mana dilarang makan dan minum. Selain itu, warga Tengger juga wajib menahan hawa nafsu batin hingga amarah.
Sama seperti Hari Raya Nyepi, penutupam akses menuju Bromo ini dilakukan di tiga pintu masuk. Di Kabupaten Probolinggo penutupan dilakukan di Desa Wonokerto.
Kades Wonokerto, Heri Drihartono mengatakan, penutupan akses menuju Gunung Bromo yang dilakukan sejak Selasa sore kemarin merupakan penutupan di tahun kedua, setelah tahun kemarin penutupan akses Bromo dalam ritual Wulan Kapitu dilaksanakan pertama kali.
“Jadi untuk penutupan yang dilakukan sejak pujul 16.00 WIB, semua pihak terlibat, mulai dari TNI, Polri, TNBTS, pemerintah desa, hingga masyarakat. Tujuannya untuk menghormati warga Hindu Tengger yang melangsungkan ibadah pati geni,” ujarnya.
Sementara itu, pemilik travel Juragan Bromo, Sony Wahyu mengatakan, sejak kemarin travelnya tidak melayani tamu, karena memang ada penutupan Gunung Bromo.
Sisi lain tamu yang hendak ke Bromo sudah mengetahui akan ada penutupan Bromo karena ada ritual Wulan Kapitu.
“Selain sudah tahu, wisatawan yang sudah booking pada tanggal 12 – 13 Desember sudah kami rescheduling jadwal kunjungan,” ujarnya.
Direncanakan, akses menuju wisata Bromo akan kembali dibuka pada Rabu (13/12/23) pukul 16.00 WIB. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Moch. Rochim