Probolinggo,- Prestasi membanggakan kembali ditorehkan pelajar SMPN 8 Kota Probolinggo. Film dokumenter berjudul ‘Pasar Tanpa Uang’ yang diproduksi Tim Wolucinema masuk dalam nominasi Festival Film Dokumenter (FFD) 2023 di Yogyakarta.
Film Dokumenter ‘Pasar Tanpa Uang’ yang masuk dalam nominasi FFD 2023 ini merupakan karya sembilan siswa SMPN 8. Film ini menceritakan seorang pemuda yang pernah hidup di jalanan lalu menginisiasi aksi sosial kepada masyarakat.
Film ini disutradarai Suci Dian Kuspitaningsih, pelajar kelas IX. Awal diangkatnya film ‘Pasar Tanpa Uang’ ini Suci saat ngopi bareng sejumlah teman komunitas yang salah satunya penggagas Pasar Tanpa Uang saat pandemic Covid-19. Kemudian dari situlah Suci tertarik dan membuat film dokumenter.
“Alasan kenapa saya membuat film ini karena ada pesan sosial di mana penonton film ini dapat melakukan hal yang sama seperti penggagas Pasar Tanpa Uang yang dianggap sampah, dan akhirnya berhasil melakukan aksi sosial,” ujar Suci.
Suci mengaku, di film perdana yang ia buat ini, saat proses pengambilan gambar terdapat kesulitan yakni komunikasi dengan penggagas Pasar Tanpa Uang.
Kemudian proses pengambilan gambar di lapangan, karena lokasinya di pinggir jalan sehingga kameramen tidak bisa mengambil gambar terlalu ke tengah jalan.
Setelah film dokumenter ini jadi, kemudian diikutkan dalam Festival Film Dokumenter (FFD) 2023 di Yogyakarta. Hingga akhirnya fim Pasar Tanpa Uang produksi Tim Wolucinema ini berhasil masuk dalam lima besar FFD 2023 yang digelar pada Desember 2023 lalu dengan mengalahkan 84 film dari 42 negara.
“Saat mendapat informasi tersebut saya bersama Sabrina sempat nangis, karena film dokumenter yang kami buat berhasil masuk nominasi. Ini pencapaian terbesar kami,” imbuh Suci.
Kepala SMPN 8, Zaki Irfan mengatakan, dukungan dari pihak sekolah sendiri terus dilakukan baik secara material, maupaun immaterial.
Untuk material, terkait anggaran karena film ini sudah masuk esktra kulikuler salah satunya peningkatan kompetensi anak.
“Sementara untuk immaterial, tidak hanya ketika memenangkan suatu perlombaan, namun juga dukungan serta motivasi dari sekolah terus diberikan kepada anak-anak,” ujarnya.
Sementara untuk ekstra kulikuler perfilman di SMPN 8 ini cukup diminati. Namun demikian, dari banyaknya pendaftar, seiring berjalannya waktu hanya beberapa siswa yang akhirnya terlihat memiliki bakat.
“Siswa berbakat yang telah terseleksi inilah yang nantinya dapat memproduksi film,” ucap Zaki. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moch. Rochim