Lumajang,- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang kedatangan puluhan siswa TK TAAM Quba Yayasan Bahrusysyfa’ Bagusari Jogotrunan, Rabu (21/02/24). Para pelajar cilik ini datang untuk belajar soal kebencanaan.
Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, beserta tim menyambut kedatangan besar keluarga TK TAAM QUBA dengan penuh kegembiraan.
Menurut Patria, kedatangan keluarga TK Taam Quba, sangat baik untuk pembekalan kesiapsiagaan, khususnya di lingkungan sekitar.
Sehingga jika terdapat bencana, dan di wilayah tersebut ada salah satu santri dari TK Taam Quba, bisa siap siaga dan menyelamatkan dirinya sendiri.
“Edukasi ini memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada anak-anak, sehingga mereka akan lebih siap menghadapi situasi darurat. Dengan demikian, mereka akan menjadi lebih tanggap saat ada situasi bencana dan dapat melakukan tindakan yang tepat untuk keselamatan,” kata Patria.
BPBD Lumajang pun membekali mereka dengan BELI NASI, akronim dari Belajar Ilmu Bencana Sejak Dini. Mitigasi ini memang wadah untuk melibatkan anak-anak sejak dini dalam upaya penanggulangan bencana.
Patria menjelaskan, edukasi mitigasi bencana kepada anak usia dini memiliki tujuan yang sangat penting. Anak-anak seringkali menjadi korban dalam situasi bencana, oleh karena itu, penting bagi mereka untuk mengetahui langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi bencana.
“Apalagi, Kabupaten Lumajang rawan bencana seperti banjir, angin puting beliung, longsor, gempa bumi, dan erupsi gunung berapi. Meskipun kita tidak berharap bencana terjadi, namun penting bagi anak-anak untuk memahami cara mengurangi risiko bahaya,” ujarnya.
Penata Penanggulangan Bencana Muda BPBD Kabupaten Lumajang, Amni Najmi, memberi pesan kepada guru dan ustadzah pendamping, bahwa simbol-simbol terkait kebencanaan, seperti jalur evakuasi dan titik kumpul, seharusnya ada di tempat-tempat seperti gedung Satuan Taman Kanak-Kanak.
Guru-guru diminta untuk mengenalkan makna simbol-simbol tersebut kepada anak-anak dan membahas langkah-langkah penyelamatan saat terjadi bencana sebagai bagian dari pembelajaran.
“Ini adalah langkah konkret untuk memastikan bahwa anak-anak memahami pentingnya keselamatan dalam situasi darurat dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk bertindak dengan cepat dan tepat,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moch. Rochim