Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Lingkungan · 27 Feb 2024 11:34 WIB

Musim Hujan, 88 KK di Lumajang Justru Krisis Air Bersih


					KRISIS AIR BERSIH: Warga Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, Misnoto, sedang mengambil air bersih dari saluran air milik tetangganya. (foto: Asmadi). Perbesar

KRISIS AIR BERSIH: Warga Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, Misnoto, sedang mengambil air bersih dari saluran air milik tetangganya. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Sebanyak 88 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Wangkit, RT/001, RW/004 Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang mengalami kekeringan selama 3 bulan terakhir.

Warga Desa Sentul, Misnoto (45) menjelaskan, banyak sumur dan sumber air di desanya tidak lagi mengeluarkan air. Bahkan sumur dengan kedalaman 15 meter miliknya pun juga sudah tidak mengeluarkan air.

“Sudah tiga bulan kekeringan ini terjadi. Padahal wilayah Kabupaten Lumajang sudah beberapa bulan terakhir sudah memasuki musim hujan,” kata Misnoto, Selasa (27/2/24).

Misnoto menjelaskan, air di sumunya masih ada, hanya sudah sangat sedikit dan kotor. Apabila ditimba, airnya ada bercampur lumpur dengan warna kecoklatan.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, kata dia, ia mengambil ke rumah saudaranya sejauh 500 meter dengan menggunakan kendaraan roda dua.

“Itu saya lakukan untuk keperluan cuci baju dan mandi saja. Kalau minum, beli isi ulang (galon) Rp5 ribu,” jelasnya.

Menurut Misnoto, di desanya ada sekitar 88 KK yang mengalami kerisis air bersih. Saat ini, pemerintah desa dibantu warga sedang membangun saluran air bersih yang diambil dari sumber mata air dengan jarak 1,2 kilometer dari pemukiman warga.

Ketua Swadaya Pembangunan Saluran Air Bersih Desa Sentul, Ali Misnadi menyebut, untuk membangun saluran air ke pemukiman warga, dibutuhkan anggaran biaya sebanyak Rp17 juta.

“Ada 88 KK yang kekurangan air, sumur mereka alamai kekeringan. Untuk itu kami dengan inisiatif warga dan desa membangun saluran air, dengan anggaran yang sudah kami keluarkan sebesar Rp 17 juta,” bebernya.

Beruntungnya, imbuh dia, ada bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang berupa 2 tandon penampungan air bersih.

“Alhamdulillah swadaya ini dibantu oleh BPBD Lumajang, yang telah memberikan dua tandon air yang nanti akan dipasang setelah proses pembangunannya selesai,” tandas Misnadi.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudi Cahyono berharap, dengan bantuan 2 tandon kapasitas 1.100 liter itu, kebutuhan air bersih masyarakat bisa tercukupi.

“Dengan bantuan tandon tersebut, kami harap masyarakat bisa mencukupi kebutuhan air bersihnya,” pungkasnya. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Musim Hujan, Pemkot Probolinggo Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

21 November 2024 - 14:13 WIB

Melanggar Aturan, DLH Kabupaten Pasuruan Tutup Saluran Limbah Dua Perusahaan

20 November 2024 - 19:17 WIB

BPBD Lumajang Imbau Masyarakat Waspadai Aktivitas Gunung Semeru

20 November 2024 - 15:54 WIB

Gunung Semeru Luncurkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter di Atas Puncak

20 November 2024 - 13:34 WIB

Antisipasi Gangguan, KAI Normalisasi Drainase hingga Siapkan Alat Berat

19 November 2024 - 14:41 WIB

Belum Lengkapi Izin, Komisi 3 DPRD Kota Probolinggo Rekomendasikan Supermarket Baru Ditutup

18 November 2024 - 18:14 WIB

BMKG Imbau Masyarakat Lumajang Tingkatkan Kewaspadaan

18 November 2024 - 09:43 WIB

Musim Hujan, Sembilan Kecamatan di Kabupaten Pasuruan Masuk Zona Rawan Banjir

16 November 2024 - 20:13 WIB

Perhutani Probolinggo-Lumajang Tepis Soal Alih Fungsi Lahan Lindung Jadi Tanaman Tebu

12 November 2024 - 16:23 WIB

Trending di Lingkungan