Menu

Mode Gelap
Heboh Dugaan Money Politics di Kota Probolinggo, 3 Orang Diamankan Legislator Bakal Bentuk Pansus Dana Hibah Pilkada di Kab. Probolinggo Sadis! Pria di Lumajang Tewas Dibacok di Kebun Tebu Dua Truk Adu Banteng di JLS Kota Probolinggo, lalu Terbakar Cegah Politik Uang, Ratusan Mahasiswa di Probolinggo Menyebar Awasi TPS Dapat DBHCHT, RSUD Lumajang Akan Gunakan untuk Kelengkapan Kesehatan

Kesehatan · 28 Feb 2024 17:19 WIB

Pemprov Pasok 10.000 Dosis Vaksin, DKPP Lumajang: Masih Terbatas


					VAKSINASI: Proses penyuntikan hewan ternak di Senduro, Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

VAKSINASI: Proses penyuntikan hewan ternak di Senduro, Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang mengatakan, jumlah vaksin virus Lumpy Skin Disease (LSD) sangatlah terbatas. Sebab, DKPP Lumajang hanya mendapatkan 10.000 vaksinasi LSD.

Bahkan, jumlah tersebut sudah dibagikan ke beberapa peternak sapi. Salah satunya, para peternak sapi perah di Kecamatan Senduro.

“Untuk vaksinnya, kami mendapatkan 10.000 dosis dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sebagian sudah kami sebar di peternakan sapi Senduro,” kata Kepala Bidang Peternakan DKPP Kabupaten Lumajang Endra Novianto, saat dikonfirmasi, Selasa (28/2/2024).

Meski telah diberikan vaksin, kata Endra, pihaknya meminta peternak sapi untuk lebih aktif menjaga ternaknya dengan memberikan pakan yang kaya protein.

Selain itu, Endra meminta agar peternak lebih aktif untuk meminta vaksin ke petugas kesehatan hewan setempat. Sebab, jumlah vaksin yang dimiliki pemkab saat ini masih terbatas.

Sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan vaksinasi massal seperti saat penyakit kuku dan mulut (PMK) menyerang tahun lalu. Karena, jumlah vaksin yang didapat sangat terbatas.

“Jumlah vaksin kami tidak sebanyak waktu PMK, jadi memang kami prioritaskan masyarakat yang memang ingin sapinya divaksin,” imbuh Endra.

Jika vaksin itu habis, kata Endra, masih bisa mengajukan lagi ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Namun, prosesnya akan lama dan tidak bisa langsung tersedia.

Di samping itu, vaksin LSD memiliki masa kadaluarsa. Sehingga, stok yang ada harus sebisa mungkin dimanfaatkan oleh peternak sapi.

“Vaksin ini punya masa kedaluwarsa, karena stok kami terbatas. Jadi kami imbau masyarakat untuk lebih aktif meminta. Walaupun bisa meminta kuota tambahan tapi kan juga perlu waktu, tidak bisa instan. Pengalaman kami waktu PMK itu banyak yang menolak vaksin karena merasa sapinya sehat,” pungkas dia. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ditemukan Kasus PTM pada Anak, Dinkes Minta Terapkan Hidup Sehat

16 November 2024 - 20:41 WIB

Oktober 2024, Angka Stunting di Kota Probolinggo 11,32 Persen

14 November 2024 - 05:01 WIB

Waspada! Januari-Oktober, 670 Warga Lumajang Terjangkit DBD

28 Oktober 2024 - 16:43 WIB

Awas, 149 Orang di Lumajang Alami Gagal Ginjal Kronis

9 Oktober 2024 - 14:53 WIB

PT. KAI Daop 9 Buka Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat, Tersebar di 3 Kota

8 Oktober 2024 - 16:25 WIB

Penderita TBC di Lumajang Capai 1.410 Orang, 72 Meninggal Dunia

27 Agustus 2024 - 14:43 WIB

Antisipasi Penyebaran Flu Burung, Pemkab Lumajang Gratiskan Vaksinasi Unggas

22 Agustus 2024 - 09:59 WIB

Marak Kasus Bibir Sumbing, Mayoritas Penderita dari Kawasan Pesisir

17 Agustus 2024 - 19:05 WIB

Angka Kematian Ibu Hamil di Lumajang Menurun, Segini Jumlahnya

21 Juli 2024 - 17:02 WIB

Trending di Kesehatan