Menu

Mode Gelap
Diawasi dari Udara, Lokasi Sabung Ayam di Nguling Dibongkar Polisi Wanita Muda Kena Begal di Leces Probolinggo, Tangan Nyaris Putus Habisi Istri dengan Keji, Didik Mengaku Dibakar Rasa Cemburu Polres Pasuruan Kota Bongkar Sindikat Sabu, Lima Orang Diamankan Sopir Meninggal Dunia saat Mengemudi, Bus Tabrak Pohon di Lumajang Teknologi Transformasi Digital Pertanahan, Tingkatkan Efisiensi Pelayanan dan Informasi Publik di Lumajang

Ekonomi · 1 Mar 2024 18:13 WIB

Ironis! Harga Beras di Lumajang Mahal, Gabah Murah


					RESAH: Seorang petani tengah mengecek tanaman padi di sawahnya. (foto: Asmadi). Perbesar

RESAH: Seorang petani tengah mengecek tanaman padi di sawahnya. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Harga beras di sejumlah Pasar Tradisional di Kabupaten Lumajang semakin mahal sejak 2 pekan terakhir. Bukan hanya jenis beras premium, tetapi beras medium juga mengalami lonjakan harga.

Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Arif Budiman mengatakan, harga beras medium di Pasar Baru Lumajang mencapai Rp16 ribu per kilogramnya.

“Beras-beras yang beredar di pasaran Lumajang bukan berasal dari produk pertanian warga lokal Lumajang,” kata Arif, Jumat (1/3/2024).

Beras dari petani lokal, sambungnya, dikirim ke luar kota seperti Jember, Banyuwangi, Probolinggo, hingga Bali. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan beras sendiri, banyak masyarakat yang membeli beras dari luar Lumajang.

“Masalahnya beras yang disini (Lumajang, red) dikirim ke luar, jadi yang ada di pasaran bukan beras kita,” jelas Arif.

Ironisnya, harga beras yang mahal justru berbanding terbalik dengan harga gabah di Lumajang, yang justru murah. Harga gabah kering yang sebelumnya Rp8 ribu/kg, kini hanya Rp 6,8 ribu/kg.

“Harga gabah kering panen saat ini mulai turun, kalau tidak salah sekarang harganya Rp6.800-an, sebelumnya bisa sampai Rp 8.000 per kilogramnya,” tambahnya.

Selain mahalnya harga beras dan murahnya harga gabah, DKPP Lumajang juga dipusingkan dengan jumlah lahan pertanian di Lumajang yang terus menyusut.

Tercatat, ada 3.000 hektare lahan pertanian di luar Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Lumajang yang jumlahnya 32.000 hektare.

“Lahan pertanian kita juga terus menyusut, banyak jadi perumahan dan bangunan sehingga produksi kita juga menurun dari tahun ke tahun,” pungkas dia. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 76 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Trending di Ekonomi