Probolinggo,- Rekapitulasi penghitungan suara calon DPD RI di tingkat propinsi, telah memasuki hari keempat Rabu (6/3/24). Saat ini, rekapitulasi masih berlangsung di hotel Shangrilla, Surabaya, dan hampir semua kabupaten/kota se Jatim telah dihitung.
Berikut wilayah yang sudah dihitung: Tuban, Bojonegoro, Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Magetan, Ponorogo, Ngawi, Trenggalek, Pacitan, Nganjuk, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, dan Jombang.
Lalu Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Lamongan, Gresik, Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang.
Disejumlah kabupaten/kota yang sudah dihitung, calon DPD RI, Lia Istifhama atau Ning Lia, unggul dengan raihan suara terbanyak. Namun, ada juga wilayah yang menjadikan keponakan Khofifah sebagai runner up setelah Ketua DPD RI La Nylla Mattalitti.
Adalah Kabupaten Probolinggo, wilayah Tapal Kuda yang memiliki Daftar Pemilihan Tetap (DPT) sebanyak 878.770 pemilih. Pada wilayah yang mempunyai semboyan ‘Prasadja Ngesti Wibawa’ tersebut, Ning Lia meraup 75.994 suara, dibawah caleg petahana La Nyalla yang meraih 90.250.
Tak ayal, raihan suara yang memuaskan itu, membuat banyak pihak mengucap rasa syukur. Diantaranya Faisal Lubis, ketua IKA UINSA Kabupaten Probolinggo.
“Saya seribu persen bersyukur atas kemenangan Ning Lia. Ia berhak dan ia wajib menang. Kompetensi seorang senator, melekat pada sosoknya. Kecerdasan, keberanian, ketegasan, integritas, tapi juga sosok perempuan dengan segala sifat kerendahan hati, melekat padanya,” kata Lubis.
“Ia ini srikandi NU yang all in. Kalau sekarang ramai viral foto cantik, maka ning Lia alami. Dari dulu saya mengenalnya, ia memang cantik, apa ada yang tidak terima?,” imbuh Lubis.
Pria kolektor akik yang identik dengan kopyah tinggi tersebut, membocorkan masa lalu Ning Lia. “Saya kenal ning Lia sejak kuliah. Kami beda fakultas, tapi sama-sama di UINSA, saat itu Namanya IAIN Sunan Ampel atau UINSA,” ujarnya.
“Saya ingat betul, ning Lia suka mengenakan baju merah. Ia modis dan memang termasuk mencolok diantara mahasiswi lainnya. Soal cantik, semuanya mengakui. Karena kulitnya putih dan postur tubuhnya tinggi bak peragawati. Namun yang membuat ia sangat melekat, karena ia sangat tidak sombong, bahkan agak pemalu.” Lubis menambahkan.
Sebagai anak pejabat, menurut Lubis, Ning Lia selalu jadi bahan sapaan lawan jenis jika berjalan. Tapi karena ia memang pendiam dan tidak neko-neko, ia cuma menundukkan kepala jika disapa. Ia baru menyapa balik jika sudah kenal.
“Jadi Masya Allah, inilah cermin perempuan putri Kiai. Dan sekarang begitu ia berhasil sebagai senator, itu sudah hak dan kado untuknya.” paparnya.
Meski menunjukkan bahwa ning Lia memiliki sifat pemalu, namun Lubis meyakini ning Lia petarung sejati.
“Ia memang terlihat kalem dan sangat santun. Tapi bukan berarti ia lemah. Ia seorang petarung sejati, ia punya prinsip kuat dalam hidupnya. Ini yang membuat ia sangat bersahaja dan disegani lawan jenis. Banyak yang naksir, tapi tidak banyak yang berani mengutarakan. Kebetulan, saya memang salah satu temannya yang menjadi bahan curhatan para penggemarnya,” beber Lubis. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Moch. Rochim