Menu

Mode Gelap
H+2 Lebaran, Menteri PU Tinjau Tol Probowangi, ini Temuannya Diduga Rem Blong, Mobil Wisatawan dari Bromo Terbalik di Pasuruan Edi Buron Ganja Diduga Masih Berkeliaran di Lumajang Anggaran Terbatas, Pemkab Probolinggo Bakal Tetap Perbaiki Jalan Rusak Krucil Libur Lebaran, Jasa Penitipan Kucing di Kota Probolinggo Laris Manis Empat Keistimewaan The Bentar Beach, yang Wajib Dinikmati saat Libur Panjang Lebaran

Budaya · 11 Mar 2024 19:01 WIB

Nyepi, Umat Hindu Tengger Gelar Ritual Tapa Brata


					STERIL: Penjagaan dan penutupan akses ke Gunung Bromo selama Tapa Brata di Desa Wonokerto, Sukapura. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

STERIL: Penjagaan dan penutupan akses ke Gunung Bromo selama Tapa Brata di Desa Wonokerto, Sukapura. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Umat Hindu Suku Tengger, Senin (11/3/24) melaksanakan Hari Raya Nyepi dengan melakukan Tapa Brata. Agar perayaan Nyepi hidmat, petugas gabungan melaksanakan penjagaan dan menutup akses menuju Bromo.

Umat Hindu Suku Tengger sejak Senin pagi (11/3/24) pukul 06.00 WIB melaksanakan tapa brata. Selama tapa brata, umat Hindu Suku Tengger tidak melakukan aktivitas.

Aktififas terlarang itu meliputi amati geni (tidak menyalakan api), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati karya (atau tidak bekerja).

Sekretaris Desa Jetak, Mulyono mengatakan, umat Hindu Suku Tengger mulai Senin pukul 06.00 WIB melakukan Nyepi hingga Selasa pagi pukul 06.00 WIB. Selama Nyepi, mereka melakukan puasa dan tidak boleh beraktivitas.

“Sama seperti perayaan Nyepi tahun lalu, Nyepi tahun ini akses menuju tempat wisata Gunung Bromo ditutup, sejak di Desa Wonokerto. Tujuannya, agar umat Hindu bisa menjalankan Nyepi dengan hikmat,” ujarnya.

Selain penutupan akses menuju wisata Gunung Bromo di Desa Wonokerto, dengan menggunakan barrier, juga terdapat petugas gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, Jogoboyo, serta warga muslim yang berjaga.

Hal ini untuk menghalangi wisatawan yang hendak menuju wisata Gunung Bromo saat Nyepi. Sejak mulai ditutup pada Senin dini hari pukul 00.01 WIB, petugas telah menghalau puluhan wisatawan dan warga yang hendak ke Bromo.

“Perayaan Nyepi tahun ini bertepatan dengan awal bulan puasa, meski sedang Nyepi, namun umat Islam Suku Tengger tetap diperbolehkan untuk melaksanakan sholat tarawih di masjid, namun tidak menggunakan pengeras suara. Hal ini merupakan bentuk toleransi umat beragama di Bromo,” kata Mulyono.

Sementara, wisatawan mancanegara asal Australia, Andy mengaku, kagum dengan Hari Raya Nyepi di Bromo, karena menyajikam keragaman budaya berbeda.

“Saya cukup terkesan dan kagum dengan adanya Nyepi di Bromo, karena warga Suku Tengger selama satu hari berada di dalam rumah, tidak melakukan aktivitas, serta tidak bersuara,” ujarnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Mohammad S

Artikel ini telah dibaca 83 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Jahat Dan Rakus, Sosok Rahwana Dibuat Untuk Pawai Ogoh – Ogoh di Lumajang

17 Maret 2025 - 14:10 WIB

Festival MPS Kembali Digelar di Genggong, Ajang Adu Kreatifitas sekaligus Pelestarian Budaya Lokal

8 Maret 2025 - 08:49 WIB

Festival Seribu Sego Takir Sambut Hari Jadi Lumajang ke-769

31 Desember 2024 - 06:58 WIB

Hari Raya Kuningan, Mohon Perlindungan dan Keselamatan di Alam Semesta

5 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

5 Oktober 2024 - 13:25 WIB

Warga Desa Darungan Lumajang Berebut Tiga Gunungan Hasil Bumi dan 1.000 Ketan

29 September 2024 - 15:25 WIB

Trending di Budaya