Menu

Mode Gelap
Sama-sama Diantar Keluarga Besar, Gus Haris Nyoblos di TPS 01, Ra Fahmi di TPS 03 Malam Terakhir Jelang Pencoblosan, Pria di Jatiroto Lumajang Ditangkap saat Hendak Bagi-bagi Uang Politik Uang Hantui Pilkada Pasuruan, 4 Orang Terjaring OTT KPU Kota Probolinggo Musnahkan 537 Lembar Surat Suara KPU Kabupaten Probolinggo Musnahkan Kelebihan Surat Suara, Termasuk Surat Suara untuk Pilkada Situbondo Innalilahi! Pria Paruh Baya di Lumajang Ditemukan Meninggal Mengenaskan

Pemerintahan · 27 Mar 2024 15:45 WIB

Puluhan Hektar Sawah Kekeringan saat Musim Hujan, Dewan Geram Pemkab Lumajang Lakukan Pembiaran


					KEKERINGAN: Warga Desa Sentul, Kec. Sumbersuko, Kab. Lumajang, menunjukkan area persawahan yang mengalami kekeringan. (foto: Asmadi). Perbesar

KEKERINGAN: Warga Desa Sentul, Kec. Sumbersuko, Kab. Lumajang, menunjukkan area persawahan yang mengalami kekeringan. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Meski sedang memasuki puncak musim hujan, namun sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang masih dilanda kekeringan. Di Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, sedikitnya 20 hektare sawah kering kerontang.

Hamparan lahan kosong di Desa Sentul tidak bisa ditanami padi karena tidak adanya air yang mengalir. Bahkan sudah setahun ini pemilik sawah tidak bisa memanfaatkan lahannya untuk menanam padi.

“Apa yang mau ditanam? padi, jagung, atau cabai? airnya tidak mengalir, percuma kalau ditanami. Kalau tetap memaksa, paling lama satu minggu sudah mati tanamannya,” terang salah seorang pemilik sawah, Suki saat ditemui, Rabu (27/3/2024).

Sebelumnya, kata Suki, banyak warga yang beralih menanam cabai untuk menopang ekonomi keluarga dengan target bisa panen menjelang lebaran. Namun, jangankan panen, cabai sudah mati hanya dalam waktu enam hari sejak ditanam.

“Bulan lalu ada yang menanam cabai rawit, harapannya bisa panen menjelang lebaran. Tidak sampek seminggu, bibit cabai yang baru ditanam mati,” jelas Suki.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lumajang, Bukasan mengatakan, melihat iklim saat ini yang sudah memasuki puncak musim hujan, sawah-sawah itu seharusnya bisa teraliri air sungai.

“Saat ini musim hujan dan lahan tersebut masih belum teraliri air. Saya pikir harus ada irigasi yang jelas, aliaran air yang jelas, harusnya ini ada solusi dari dinas yang terkait,” kecam Bukasan.

“Kita tidak bisa membiarkan lahan dengan luasan 20 hektare kekeringan, padahal seharusnya bisa teraliri air,” tambahnya.

Pemkab Lumajang, menurut Bukasan, harus mencari langkah strategis yang bisa membantu para petani, khususnya di Desa Sentul. Pemerintah daerah, tidak boleh melakukan pembiaran tanpa solusi.

“Kalau sampai hari ini, lahan seluas 20 hektare itu belun dialiri air, bisa dikatakan pembiaran, ya memang dibiarkan. Eman loh, Kabupaten Lumajang menjadi salah satu penopang ketahanan pangan di Jatim. Harusnya ada langkah strategis yang dilakukan Pemkab Lumajang,” cetusnya. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moh. Rochim

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Jadi Langganan Banjir, Pemkab Lumajang Segera Normalisasi Sungai Banter

24 November 2024 - 12:19 WIB

Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman

23 November 2024 - 15:44 WIB

Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024

22 November 2024 - 14:36 WIB

Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

21 November 2024 - 18:43 WIB

Tahun 2025, PAD Lumajang Ditargetkan Sebesar Rp422,3 Miliar

18 November 2024 - 15:49 WIB

Lumajang Programkan Makan Gratis Bergizi

18 November 2024 - 09:27 WIB

DPRD Probolinggo Sepakati 22 Propem Perda untuk 2025

15 November 2024 - 06:00 WIB

Perda Madin Ditolak Kemenkum, DPRD Lanjutkan dengan Penyelenggaraan Fasilitas Pesantren

14 November 2024 - 16:58 WIB

Soal Keterbukaan Informasi Publik, Pemkab Lumajang Dituntut Responsif terhadap Aspirasi Masyarakat

14 November 2024 - 16:34 WIB

Trending di Pemerintahan