Lumajang,- Lebaran ketupat membuat Nurma Hidayah (32), pedagang janur dan kupat di Pasar Baru Lumajang, kewalahan melayani para pembeli, Selasa (16/4/2024).
Warga Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang ini mengaku kewalahan karena barang dagangannya diserbu pembeli. Tak heran, sebab pada hari ke-7 pasca lebaran, ada tradisi kupatan.
“Kemarin saya juga jualan, tapi tidak seramai hari ini. Mungkin karena saat ini hari terakhir kali ya,” kata Nurma.
Nurma mengaku sudah empat hari menjajakan janur dan kupat di Pasar Baru Lumajang. Satu ikat selongsong ketupat yang isinya sepuluh, dibandrol dengan harga Rp10 ribu.
Setiap harinya, dirinya membawa 2.500 selongsong ketupat ke pasar. “Itu selalu habis terjual. Alhamdulillah hari ini dagangan saya cepat habis,” ujarnya senang.
Adapun harga satu batang janur kelapa, imbuh Nurma, awalnya hanya Rp25 hingga Rp30 ribu per batangnya. Satu batang janur bisa dibuat untuk 120 hingga 125 selongsong ketupat.
Namun karena memaski hari raya ketupat dan banyak permintaan, membuat satu batang janur harganya naik dua kali lipat menjadi Rp 50 ribu per batangnya.
“Apalagi janur di Lumajang sudah terbatas, ya terpaksa saya pesan ke saudara saya yang ada di pelosok Kabupaten Jember, untuk memenuhi kebutuhan pasar,” ungkapnya.
Menurutnya, hari raya kupatan adalah salah satu momentum yang tidak boleh dilewatkan untuk berjualan. Sebab, momen tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencari cuan berlipat.
“Karena, ini adalah momen tahunan, kita jual dimanapun akan dicari oleh pembeli, yang penting niat dan mau berjualan, itu saja kuncinya,” beber dia.
Salah satu pembeli selongsong ketupat, Siti Maisaroh mengungkapkan, adanya penjual ketupat menguntungkan warga. Sebab mayoritas warga tidak bisa membuat sendiri selongsong ketupat.
“Ya diuntungkan sekali, karena saya tidak bisa buat selongsong ketupat. Jadi saya beli saja, meski harganya Rp10 ribu, tidak jadi masalah, yang penting saya bisa ikut merayakan kupatan,” ucap Siti. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moh. Rochim