Menu

Mode Gelap
Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman KPU Kota Probolinggo Mulai Distribusikan 1.312 Bilik Suara PMII, HMI hingga GMNI Kompak Deklarasi Anti Politik Uang Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir

Pemerintahan · 31 Mei 2024 13:49 WIB

Pemkab Lumajang Sebar Ratusan PKM ke 250 Desa untuk Atasi Stunting


					Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang, Agus Triyono. (foto: Asmadi). Perbesar

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang, Agus Triyono. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Untuk mempercepat penurunan angka Stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang menyiapkan 268 Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang sebelumnya telah dilatih. Ratusan KPM ini akan disebar di 250 desa.

“Kami memiliki 268 KPM yang tersebar di 205 desa, dimana seluruh KPM ini telah terlatih dalam penanganan stunting,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, Jumat (31/5/24).

Menurut Agus, saat ini pemerintah memang tengah fokus dalam menurunkan stunting, sebab stunting dinilai ini bisa berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Stunting juga akan berdampak pada tingkat kecerdasan hingga dibawah 20 persen dari rata-rata manusia,” jelas Agus.

Oleh karenanya, pihaknya mendorong KPM untuk terus berusaha mendampingi para remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, hingga balita yang ada di masing-masing desa agar desa terbebas dari stunting.

“Dengan memberikan pemahaman yang cukup kepada masyarakat, diharapkan kesadaran akan pentingnya faktor ini dapat meningkat, sehingga angka stunting di Lumajang dapat ditekan secara signifikan,” ungkapnya.

Menurut Agus, asupan gizi yang baik sangat penting karena status gizi calon pengantin akan memengaruhi pertumbuhan janin selama kehamilan.

“Hal yang sudah dilakukan teman-teman KPM ini adalah memperhatikan asupan gizi calon pengantin, karena kami menyadari rata-rata kasus seperti ini berasal dari keluarga tidak mampu,” ia menambahkan.

Agus menyebut, salah satu tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah tingginya angka perkawinan dini dan nikah siri. Hal tersebut menjadi faktor utama penyebab stunting di kota pisang.

“Teman-teman KPM telah berupaya keras mengedukasi para pengantin muda agar bersedia menjalani bulan madu dengan sempurna. Ini berarti menunda kehamilan hingga usia yang lebih matang dan memungkinkan, yang pada gilirannya dapat menghambat proses terjadinya stunting anak,” pungkasnya. (*)

 

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman

23 November 2024 - 15:44 WIB

Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024

22 November 2024 - 14:36 WIB

Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

21 November 2024 - 18:43 WIB

Tahun 2025, PAD Lumajang Ditargetkan Sebesar Rp422,3 Miliar

18 November 2024 - 15:49 WIB

Lumajang Programkan Makan Gratis Bergizi

18 November 2024 - 09:27 WIB

Perda Madin Ditolak Kemenkum, DPRD Lanjutkan dengan Penyelenggaraan Fasilitas Pesantren

14 November 2024 - 16:58 WIB

Soal Keterbukaan Informasi Publik, Pemkab Lumajang Dituntut Responsif terhadap Aspirasi Masyarakat

14 November 2024 - 16:34 WIB

Tingkat Kerawanan Pilkada Merah, Pemkab Lumajang Raker dan RDP di DPR/MPR RI

14 November 2024 - 08:53 WIB

Paripurna DPRD Lumajang, Nasdem-PKS Soroti Bengkaknya Alokasi Belanja Pegawai

14 November 2024 - 06:41 WIB

Trending di Pemerintahan