Lumajang,- Pj Gubernur Jawa Timur (Jatim), Adhy Karyono, mengunjungi lokasi terdampak banjir lahar hujan Gunung Semeru, di Dusun Rojobalen, Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Sabtu (8/6/24) siang.
Dalam kunjungannya, Adhy juga memantau lokasi pembangunan bronjong yang baru selesai dibangun beberapa watu lalu. Adhy bersyukur bronjong sudah terpasang sesuai tenggat waktu yang ditentukan.
“Tentu ini menunjukkan bahwa teman-teman pekerja dengan niatan untuk secepatnya mengatasi persoalan tanggul jebol. Kalau tidak diselesaikan maka dampaknya ke masyarakat sangat luar biasa. Alhamdulillah selesai dalam waktu satu bulan tiga minggu,” kata Adhy.
Menurut dia, pembangunan beronjong di Daerah Aliran Sungai (DAS) Gunung Semeru memang sengaja dikebut. Sebab, dikhawatirkan akan ada banjir lahar hujan Gunung Semeru susulan.
“Perbaikan bronjong bukan hanya di Kloposawit. Masih ada empat lokasi yang harus segera diselesaikan. Saat ini sedang dalam pengerjaan, mungkin dalam waktu dekat selesai dikerjakan,” papar dia.
Adhy menyebut, pembangunan bronjong dan sejumlah jembatan yang rusak akibat diterjang banjir lahar hujan Gunung Semeru menelan anggaran Rp52 miliar.
“Dari empat lokasi yang diperbaiki oleh Dinas PUSDA senilai Rp30 miliar, kemudian untuk urusan jembatan dan jalan, ada 5 jembatan yang dibangun dan satu perbaikan di Kloposawit jumlahnya Rp21 miliar,” terang Adhy.
Tidak hanya bronjong dan jalan yang dibangun, Pj Gubernur Jatim memberikan bonus perbaikan jalan di Kecamatan Pasrujambe. Sebab aspal jalur antar kecamatan itu sudah rusak bahkan banyak lubang.
“Ada tambahan bonus perbaikan jalan di Kecamatan Pasru Jambe, tepatnya di Desa Tawon Songo, nilainya hampir Rp1 miliar,” jelasnya.
Jika ditotal, anggaran yang dikeluarkan oleh Pemprov Jatim di wilayah Kabupaten Lumajang senilai Rp52 miliar dalam waktu tidak sampai dari 3 bulan.
“Jadi total Rp22 miliar ditambah Rp 30 miliar menjadi Ro52 miliar dalam waktu tidak lebih dari 3 bulan,” ungkap Adhy.
Dorong Reboisasi Lingkungan
Wilayah Kabupaten Lumajang, diakui Adhy, merupakan daerah yang rawan dilanda bencana alam. Bencana alam yang akrab terjadi di kota pisang, diantaranya banjir, tanah longsor dan erupsi Gunung Semeru.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada masyarakat maupun Pemkab Lumajang untuk melakukan reboisasi atau penghijauan di lokasi yang rawan terpapar bencana alam.
“Disamping memiliki kekayaan yang melimpah, bencana Hidrometeorologi di Lumajang juga sangat tinggi. Jadi saya minta masyarakat dan Pemkab Lumajang untuk melakukan penghijauan di lokasi yang rawan bencana,” sampainya. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moch. Rochim