Menu

Mode Gelap
KPU Kota Probolinggo Mulai Distribusikan 1.312 Bilik Suara PMII, HMI hingga GMNI Kompak Deklarasi Anti Politik Uang Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024

Ekonomi · 14 Jun 2024 17:26 WIB

Hama Tikus Serang Jagung dan Padi di Lumajang, HKTI Lontarkan Kritik Menohok


					RUSAK: Hamparan tanaman jagung petani Lumajang yang diserang hama tikus. (foto: Asmadi). Perbesar

RUSAK: Hamparan tanaman jagung petani Lumajang yang diserang hama tikus. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Puluhan hektar lahan tanaman jagung dan padi di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, rusak akibat diserang hama tikus. Ragam cara pun dilakukan petani untuk membasmi hama tersebut namun sejauh ini belum membuahkan hasil.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lumajang Ishak Subagio mengatakan, adanya serangan hama tikus di wilayah Kecamatan Candipuro dan Pasrujambe, tentu membuat resah para petani.

“Hal ini menunjukkan bahwa putusnya mata rantai makanan yang ada di ekosistem sawah kita, perburuan ular sawah dan tyto alba (burung hantu) yang cukup masif berakibat tidak terkendalinya populasi hama tikus itu sendiri,” jelas Ishaq, Jum’at (14/6/24).

Disamping itu, Ishak, gerakan pengendalian (Gerdal), yang difasilitasi oleh petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), terkendala minimnya anggaran.

Sebab, anggaran yang disediakan oleh pemerintah daerah, nilainya cukup kecil dan sering di refokusing ke kebutuhan lainnya.

Parahnya, mayoritas petugas POPT bukan karyawan yang dinaungi Pemkab Lumajang, melainkan pegawai Pemprov Jawa Timur yang diperbantukan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang.

“Inilah sebenarnya salah satu penghambat petugas POPT untuk bergerak, mereka hanya punya garis koordinatif saja dengan DKPP, karena anggaran Gerdal dibiayai dari Pemerintah Provinsi,” papar Ishak.

“Kedepan perlu diatur pola kinerja yang pas dan didukung anggaran yang cukup agar kerja mereka bisa optimal dan bisa secara cepat merespon keluhan petani,” tambahnya.

Menurut Ishak, arah pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Lumajang harus benar benar berpihak pada petani, karena mayoritas penduduk di kota pisang adalah petani

“Jangan seperti sekarang ini, yang terkesan sektor ini merupakan sektor yang tidak penting dan diabaikan, padahal pertanian menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang cukup signifikan,” kecam Ishak.

Sementara itu, Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Candipuro, Edy Purwanto, membenarkan adanya serangan hama tikus tersebut. Namun saat ini pihaknya belum bisa berbuat banyak.

“Benar, memang beberapa tahun ini, di kawasan Desa Kloposawit banyak petani yang mengeluh karena tanaman terserang hama tikus,” terang Edy. (*)

 

 


Editor: Mohammad S
Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 321 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi