Lumajang,- Bukannya untung, jelang musim panen para petani di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang malah buntung.
Hal ini terjadi setelah jagung dan padi yang sudah menguning, rusak terserang hama tikus. Hewan pengerat ini merusak puluhan hektar tanaman jagung dan padi milik petani di lereng gunung Semeru ini.
Hama tikus memakan jagung siap panen di beberapa area hingga tersisa tongkolnya saja. Tidak ada biji tersisa yang bisa dipanen petani.
Para petani mengaku tidak kuasa membasmi tikus-tikus yang makin berdatangan. Berbagai cara sudah dilakukan, mulai menabur obat hingga memasang jebakan.
Namun upaya itu sejauh ini tidak membuahkan hasil. Bahkan serangan hama tikus semakin ganas dan tambah brutal.
Salah satu petani jagung di Desa Kloposawit, Tomi menyampaikan, beberapa cara sudah dilakukan untuk mengusir hama tikus. Namun upayanya belum berhasil.
“Sudah tiga kali tanam gagal panen semua, upaya untuk memberantas tikus sudah dilakukan namun tetap masih banyak bahkan tambah berutal,” kata Tomi, Jumat (14/6/24).
Akibat fenomena ini, imbuh Tomi, dirinya mengalami kerugian puluhan juta rupiah per hekaternya. Jika dihitung mulai biaya pengelolaan lahan hingga nyaris panen, biaya tanam jagung cukup tinggi.
Bukan hanya lahan miliknya saja yang diserang hama tikus, menurut Tomi, jagung dan padi milik petani lainnya juga rusak diserang hama tikus.
“Kalau rugi jelas. Sekarang ya tinggal memanfaatkan sisa serangan hama tikus saja, itupun nantinya akan dibuat untuk pakan ternak sapi,” cetusnya kesal.
Hal senada disampaikan oleh petani lainnya di Desa Kloposawit, Tarmidi. Menurutnya, padi miliknya sudah beberapa kali tanam mengalami gagal panen, karena diserang hama tikus.
“Kalau sudah gini jelas rugi. Terus kami sebagai petani harus mengadu ke siapa, ke pemerintah? Pemerintah saja tidak menghiraukan nasib petaninya,” tanyanya sebal. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Moch. Rochim