Lumajang,- Kebanyakan, orang yang tinggal di area perkotaan dengan segala macam kesibukannya, membuat ia jenuh hingga mencari tempat yang sejuk nan indah untuk menghilangkan kejenuhan.
Tidak sedikit orang yang tinggal di perkotaan, mendambakan suasana hidup di pedesaan yang asri dan tenang.
Mencicipi kopi khas nusantara sambil menikmati panorama persawahan bisa menjadi pilihan tepat untuk melepas penat.
Teruntuk kalian yang sedang merindukan nongki di tepi sawah sembari menikmati kopi, bisa datang di Desa Kalipepe, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang.
Di kawasan ini, tersedia area saung, dimana pengunjung bisa ngopi sambil menyaksikan pemandangan sawah yang sejuk dan hamparan tanaman tebu yang luas.
Kedai kopi pinggir sawah ini sangat cocok untuk menemani waktu santai. Letak lokasi tersebut merupakan jalan yang biasanya digunakan warga maupun petani setempat pergi ke sawah.
Pemilik kedai kopi pinggir sawah adalah Muhammad Frengki. Laki laki kelahiran 20 Agustus 1996, salah satu warga Kecamatan Yosowilangun.
Dengan cerdik, ia memanfaatkan waktu luang di sore hari untuk membuat usaha kopi di kedai sederhana.
“Ide berjualan kopi di tepi sawah datang mulai sulitnya untuk mencari lapangan pekerjaan yang ada di Kabupaten Lumajang. Karena bingung mencari kerja dan belum mendapatkannya, akhirnya saya melihat jualan kopi di tepi sawah sebagai peluang usahanya,” kata Frengki saat ditemui, Selasa (18/6/24).
Apalagi, masih belum ada orang yang berjualan kopi di lokasi pinggiran persawahan dengan konsep alam di wilayah Kecamatan Yosowilangun.
“Daripada saya menyia-nyiakan waktu pas sore, mending saya jualan kopi pinggiran untuk biaya tambahan sehari-harinya,” ujar dia.
Frengki memilih kopi khas Kabupaten Lumajang sebagai menu nongki andalan. Tak hanya menjual kopi, dirinya juga menjual minuman lain untuk menfasilitasi selera pengunjung.
Selain praktis dan mudah, kopi tepi sawah juga murah. Frengki mematok harga yang ramah dompet, kisaran Rp5 ribu sampai Rp10 ribu untuk setiap gelas minumannya.
“Alhamdulillah dengan berjualan kopi disini, saya tidak perlu repot-repot mencari pekerjaan. Sebab, dengan menjual kopi ini, pendapatannya sudah lebih dari cukup,” ucap dia.
Lebih lanjut Frengki mengungkapkan, dirinya memilih lokasi yang memang disukai anak muda sebagai tongkrongan saat sore hari.
Dengan sensasi senja yang menenangkan di pinggiran sawah, para remaja asik ngobrol sambil menyeruput kopi dengan tenang, jauh dari kebisingan kendaraan bermotor.
“Nah sensasi ini yang tidak didapatkan di kota, makanya banyak remaja dan anak muda hingga dewasa yang memilih nongkrong sambil ngopi disini,” ujarnya.
“Saya bukanya dari pukul 16.00 WIB, hingga malam hari. Kalau malam, tutupnya tidak tentu, tergantung pembelinya saja,” pungkas dia. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Moch. Rochim