Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Lingkungan · 16 Jul 2024 18:00 WIB

Terjadi Fenomena Bedhidhing, Begini Kondisinya di Kota Probolinggo


					Ilustrasi: Warga menggigil kedinginan efek fenomena bedhidhing. Perbesar

Ilustrasi: Warga menggigil kedinginan efek fenomena bedhidhing.

Probolinggo,- Hampir seluruh masyarakat wilayah Jawa Timur tak terkecuali di Kota Probolinggo saat ini tengah merasakan suhu lebih dingin pada malam hari yakni fenomena bedhidhing.

Meski demikian, menurut Badab Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo, fenomena ini tidak terlalu dirasakan di Kota Probolinggo.

Dalam rilisnya, BMKG menyebutkan, fenomena nedhidhing ini merupakan perubahan suhu yang mencolok, khususnya saat awal musim kemarau.

Suhu udara akan menjadi sangat dingin saat malam hari hingga pagi, sedangkan siang hari suhu akan melonjak panas menyengat.

Fenomena suhu dingin yang terasa lebih dingin ini merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi dibulan – bulan puncak musim kemarau yang terjadi antara bulan Juli hingga September.

“Jadi untuk fenomena bedhidhing ini tidak terlalu terasa di Kota Probolinggo, dengan suhu 12 hingga 15 derajat,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Probolinggo, Sugito Prasetyo, Selasa (16/7/24).

“Fenomena bedhidhing di Kota Probolinggo ini berlangsung sejak dua minggu yang lalu, hingga perkiraan terjadi hingga akhir bulan Juli,” imbuhnya.

Bertepatan dengan fenomena bedhidhing ini, di Kota Probolinggo juga terjadi fenomena Angin Gending, yang mana angin ini bertiup mulai awal Juli.

Angin yang memiliki kecepatan 17 hingga 31 kilometer per jam ini terjadi karena dipengaruhi perbedaan suhu udara antara daerah dataran tinggi dengan dataran rendah atau pesisir.

“Dengan adanya fenomena ini, maka kami mengimbau masyarakat jaga kesehatan. Karena fenomena ini juga dibarengi Angin Gending maka warga diingatkan untuk tidak membakar sampah sembarangan untuk mengantisipasi kebakaran,” pungkas Sugito. (*)

 

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Haliza


 

Artikel ini telah dibaca 84 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Musim Hujan, Pemkot Probolinggo Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

21 November 2024 - 14:13 WIB

Melanggar Aturan, DLH Kabupaten Pasuruan Tutup Saluran Limbah Dua Perusahaan

20 November 2024 - 19:17 WIB

BPBD Lumajang Imbau Masyarakat Waspadai Aktivitas Gunung Semeru

20 November 2024 - 15:54 WIB

Gunung Semeru Luncurkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter di Atas Puncak

20 November 2024 - 13:34 WIB

Antisipasi Gangguan, KAI Normalisasi Drainase hingga Siapkan Alat Berat

19 November 2024 - 14:41 WIB

Belum Lengkapi Izin, Komisi 3 DPRD Kota Probolinggo Rekomendasikan Supermarket Baru Ditutup

18 November 2024 - 18:14 WIB

BMKG Imbau Masyarakat Lumajang Tingkatkan Kewaspadaan

18 November 2024 - 09:43 WIB

Musim Hujan, Sembilan Kecamatan di Kabupaten Pasuruan Masuk Zona Rawan Banjir

16 November 2024 - 20:13 WIB

Perhutani Probolinggo-Lumajang Tepis Soal Alih Fungsi Lahan Lindung Jadi Tanaman Tebu

12 November 2024 - 16:23 WIB

Trending di Lingkungan