Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Budaya · 18 Jul 2024 19:23 WIB

Piodalan di Lumajang, Warga Tawur Agung Panca Wali Krama di Pura Mandhara Giri Semeru


					SAKRAL: Umat Hindu saat menggelar  upacara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru di Desa Senduro, Kec. Senduro, Kab. Lumajang, Kamis (18/7/24). (foto: Asmadi). Perbesar

SAKRAL: Umat Hindu saat menggelar upacara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru di Desa Senduro, Kec. Senduro, Kab. Lumajang, Kamis (18/7/24). (foto: Asmadi).

Lumajang,- Ribuan umat Hindu Bali dan Jawa Timur menggelar upacara Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Kamis (18/7/24).

Diketahui, ritual keagamaan ini di Kabupaten Lumajang telah dimulai sejak tanggal 8 Mei dengan puncak perayaan pada tanggal 20 Juli. Acara lalu berakhir pada tanggal 4 Agustus 2024.

Sebelum upacara dimulai, beberapa acara seperti Matur Piuning Pura Mandara Giri Semeru Agung, upacara melasti, puncak karya, dan ditutup dengan berbagai upacara pada 4 Agustus.

Rangkaian acara di Tawur Panca Wali Krama kali ini diawali dengan pemanjatan do’a bersama hingga persembahan tari-tarian adat. .

Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, salah satu tokoh ummat Hindu mengatakan, makna Piodalan ini untuk mewujukan kehidupan yang harmonis dan sejahtera lahir batin dalam masyarakat.

Perayaan piodalan ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni satu tahun, lima tahun, dan setiap 10 tahun sekali.

Namun yang membedakan piodalan kali ini adalah ritualnya, yakni jumlah kerbau yang dikuburkan. Biasanya, jika setiap tahun maka menggunakan satu ekor kerbau.

Lalu jika upacara digelar setiap lima tahun sekali, maka menggunakan tiga ekor kerbau. Sedangkan, jika upacara setiap 10 tahun maka menggunakan 13 ekor kerbau.

“Ini merupakan wujud dari rasa syukur kami terhadap alam semesta yang telah memberikan berkah kepada kita semua,” kata Tjokorda Oka.

Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan, piodalan yang diadakan di Lumajang merupakan sebuah bentuk moderasi beragama yang selama ini dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Selain itu, upacara piodalan menjadi sumber perekonomian bagi warga sekitar pura. Mulai dari makanan, penginapan, hingga aksesoris dan oleh-oleh.

Bahkan, rumah-rumah warga sekitar pura menjadi tempat penginapan bagi masyarakat Ummat Hindu yang ingin bermalam di kawasan Pura Mandhara Giri Semeru Agung.

“Nah ini menjadi bentuk keberagaman agama yang saling berdampingan, juga mengangkat ekonomi warga sekitar yang memang masih rendah,” bebernya.

“Bahkan rumah warga disewa jamarnya untuk beemalam. Ini yang membuat perekonomian warga sekitar pura bertambah,” Indah memungkasi. (*)

 

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 81 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Hari Raya Kuningan, Mohon Perlindungan dan Keselamatan di Alam Semesta

5 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

5 Oktober 2024 - 13:25 WIB

Warga Desa Darungan Lumajang Berebut Tiga Gunungan Hasil Bumi dan 1.000 Ketan

29 September 2024 - 15:25 WIB

Ratusan Warga Lumajang Berebut Empat Gunungan

19 September 2024 - 15:15 WIB

Krecek Rebung, Jadi Ikon Kuliner Lumajang

2 September 2024 - 16:03 WIB

Lestarikan Kuliner Tradisional, Lumajang Gelar Sapar Agung

1 September 2024 - 12:58 WIB

Ada Festival Segoro Topeng Kali Wungu di Lumajang, Bikin Pelaku UMKM Sumringah

25 Agustus 2024 - 21:13 WIB

Tari Sodoran di Hari Raya Karo Pukau Wisman

20 Agustus 2024 - 18:26 WIB

Hari Raya Karo, Warga Lereng Bromo Gelar Tari Sodoran

20 Agustus 2024 - 17:34 WIB

Trending di Budaya