Lumajang,- Untuk membasmi hama tikus di area persawahan di wilayahnya, Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni melarang masyarakat menggunakan jebakan tikus dengan setrum listrik.
Pasalnya, banyak di daerah lain yang memasang alat jebakan tikus mengunakan strum listrik, justru kerap memakan korban jiwa manusia.
“Apalagi kalau malam hari, masyarakat yang mau lewat kan tidak bisa melihat kalau dikawasan tersebut ada jebakan tikus yang menggunakan strum listrik, tentu membahayakan pengguna jalannya,” kata wanita yang akrab disapa Yuyun itu, Minggu (28/7/24).
Sebagai upaya pengganti, Pemkab Lumajang memberikan bantuan berupa rumah burung hantu. Sebab burung hantu dinilai efektif untuk membasmi hama tikus.
“Dalam satu malam burung hantu itu dapat memangsa hingga 15 ekor tikus,” papar dia.
Selain itu, Pemkab Lumajang juga memberikan bantuan obat rodentisida. Namun, memang cara kedua ini kurang efektif karena sebagian tikus sudah dapat membedakan antara makanan dan racun.
“Kalau tikus tidak memakan racun ini tentu tidak akan mati. Rodentisida belum dapat membunuh dalam jumlah banyak,” terangnya.
Ia menjelaskan, upaya pembasmian hama tikus yang paling efektif adalah dengan gropyokan. Sekali gropyok, maka populasi tikus dalam jumlah besar akan musnah.
Namun, karena tidak pernah ada gropyokan massal, maka pembasmiannya pun belum efektif. Bahkan kebanyakan petani lebih memilih cara yang sangat instan, yakni dengan memasang jebakan tikus dengan menggunakan aliran setrum listrik.
“Ini akan menjadi tugas kami untuk memberikan edukasi kepada petani tentang pengendalian hama secara jangka panjang. Saya harap, petani padi dan jagung di Lumajang tidak menggunakan aliran setrum listrik untuk membasmi hama,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Moch. Rochim