Menu

Mode Gelap
Komposisi Pimpinan DPRD Kabupaten Probolinggo Terbentuk, Gerindra Utus Pendatang Baru Hari Terakhir Libur Maulid, KAI Daop 9 Jember Berangkatkan 10 Ribu Penumpang Bacawagub Jatim Gus Hans Blusukan di Pasuruan, Perkuat Dukungan di ‘Jalur Hijau’ Cegah Balap Liar, Jalur Pantura Probolinggo Akan Dipasang Pita Kejut Miliki 11 Ribu Suara, PKS Kota Probolinggo Optimis Bisa Menangkan Habib Hadi – Zainal Arifin Seperti Era Kerajaan, Petani Lumajang Saling Serang Lawan Tikus

Hukum & Kriminal · 1 Agu 2024 17:47 WIB

Mumer! 12 PSK yang Mangkal di Paiton Hanya Bertarif Rp50 Ribu


					TERJARING: Sejumlah PSK saat tiba di mako Satpol PP Kabupaten Probolinggo. (foto: Ali Ya'lu). Perbesar

TERJARING: Sejumlah PSK saat tiba di mako Satpol PP Kabupaten Probolinggo. (foto: Ali Ya'lu).

Probolinggo,- Sebanyak 12 Pekerja Seks Komersial (PSK) yang terjaring dalam operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) di Desa Sumberranyar, Kecamatan Paiton oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Probolinggo, telah dikembalikan kepada pihak keluarga.

Mereka dijemput oleh pihak keluarga setelah dilakukan pendataan dan ppembinaan oleh petugas PP.

Kabid Penegakan Perda Satpol PP Kabupaten Probolinggo, Sumarto mengatakan, dari hasil pendataan, dari 12 orang tersebut tidak ada yang merupakan warga Kecamatan Paiton.

Mereka berasal dari kecamatan lain di Kabupaten Probolinggo, bahkan ada yang dari luar daerah.

“Tujuh orang dari Kabupaten Probolinggo tapi bukan Paiton. Sedangkan lima orang lainnya dari kabupaten lain,” kata Sumarto, Kamis (1/8/2024).

Ia merinci ke-12 PSK tersebut adalah, NF dari Kecamatan Krucil, IS dari Kecamatan Tegalsiwalan, kemudian AS, AM, ET, TM, dan RO, kelimanya berasal dari Kecamatan Tiris.

Sedangkan lima orang lainnya adalah EW dari Situbondo, YU dari Bondowoso, LA dari Lumajang, dan SO serta TW yang berasal dari Jember.

Rata-rata, usia mereka berkisar antara 30-45 tahun. Sedangkan tarifnya, pemuas lelaki hidung belang ini mematok kisaran Rp 50- 100 ribu untuk setiap kali kencan.

“Sudah kami pulangkan dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya lagi. Tapi kalau terkena razia lagi, maka akan kami kirim ke rehab sosial di Kediri,” ujarnya.

Para PSK memiliki alasan masing-masing terjun ke dunia prostitusi. Ada yang mengaku demi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari karena menjadi tulang punggung keluarga.

Ada pula yang mengaku, demi melunasi utang-utangnya kepada bank. Bahkan, di antara mereka ada yang mengaku, sangat siap berhenti dari pekerjaan tersebut andai ada anggota Satpol PP yang mau menikahi.

“Tak kera lako nyennuk pak mon endik lakeh (tidak mungkin bekerja sebagai pelacur kalau punya suami, red.),” ucap LA, salah seorang PSK. (*)

 

 


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Nuri Maulida


 

Artikel ini telah dibaca 174 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tiga Kali Beraksi, Terduga Maling di Lumajang Akhirnya Tewas Dimassa

15 September 2024 - 22:54 WIB

Ugal-ugalan di Jalan Semeru, Puluhan Motor Diangkut Aparat Polres Probolinggo Kota

15 September 2024 - 22:40 WIB

Motor Penjual Bakso Depan SMK A. Yani Dimaling, Aksi Pelaku Terekam CCTV

14 September 2024 - 16:04 WIB

Pria di Nguling Bacok Paman hingga Tewas

13 September 2024 - 15:40 WIB

Nyaris Tewas Diamuk Massa, Residivis Babak Belur

10 September 2024 - 22:58 WIB

Sering Dilapori Curanwan dan Begal, Polres Lumajang Siagakan Patroli

10 September 2024 - 13:03 WIB

Empat Pelaku Mencuri di 10 Lokasi di Lumajang

9 September 2024 - 19:23 WIB

Rekonstruksi, Empat Pencuri Menjagal Kerbau di Lokasi

9 September 2024 - 16:34 WIB

Sempat Digondol Maling, Sapi Warga Desa Curahtulis Probolinggo Ditemukan di Persawahan

6 September 2024 - 20:40 WIB

Trending di Hukum & Kriminal