Menu

Mode Gelap
Peringatan Harjakabpro ke-279 Dikemas Sederhana, Diawali Ziarah Kubur dan Tasyakuran Tiga Bulan, Pemkot Probolinggo Vaksin 3 Ribu Ekor Sapi Pria Pembunuh Istri di Probolinggo Terancam Hukuman Mati, ini Pasal yang Diterapkan Polisi Songsong Porprov 2025, PODSI Kota Probolinggo Targetkan 6 Medali Emas Solusi Air Bersih di Lumajang: Bupati dan Walikota Probolinggo Dukung Rencana Pembangunan Infrastruktur Air Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M

Ekonomi · 1 Agu 2024 19:57 WIB

Plasi Cekik Petani Ditengah Anjloknya Harga Bawang Merah di Probolinggo


					MELIMPAH: Hamparan bawang merah tengah dijemur pedagang di Pasar Bawang Dringu Kabupaten Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani) Perbesar

MELIMPAH: Hamparan bawang merah tengah dijemur pedagang di Pasar Bawang Dringu Kabupaten Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani)

Probolinggo,- Turunnya harga bawang merah di Probolinggo membuat petani kelabakan. Selain harga yang rendah, petani juga menghadapi angka plasi yang tinggi untuk setiap penjualan bawang merahnya.

Plasi atau pemotongan timbangan di Pasar Bawang Dringu Kabupaten Probolinggo saat ini sudah mencapai 16 hingga 18 persen per satu kuintalnya.

Sejatinya beberapa waktu lalu, angka plasi telah disepakati maksimal 10 persen. Namun dalam perjalanannya, kesepakatan ini tak lagi dijalankan, bahkan cenderung memberatkan petani.

Petani bawang merah, Sutaman menyebut, plasi yang tinggi ini biasanya diterapkan saat harga bawang merah sedang murah seperti saat ini.

Kemudian plasi tersebut diterapkan saat ppembeli atau tengkulak membeli bawang merah dengan cara dibayar tunai (cash).

“Dengan plasi yang tinggi mencapai 16 hingga 18 persen, maka pembeli akan mendapat 16 hingga 18 kilogram per satu kuintal bawang merah yang dibeli dari petani,” kata Sutaman, Kamis (01/08/24).

Angka plasi di Probolinggo ini terbilang tinggi daripada daerah lain penghasil bawang merah seperti Nganjuk, Bali, Bima yang menerapkan plasi maksimal lima persen.

Sutaman berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo kembali turun tangan untuk mengatasi tingginya plasi, setidaknya maksimal 10 persen.

“Sebab jika lebih dari angka tersebut akan membebani petani bawang merah, khususnya saat harga bawang merah sedang anjlok,” ungkap petani asal Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu ini.

Harapan yang sama disampaikan petani lainnya, Saifullah. Menurut petani asal Desa Tamansari, Kecamatan Dringu ini, plasi yang tinggi membuat petani semakin rugi.

“Saya harap, plasi bawang merah di Probolinggo ini maksimal 10 persen saja, karena akan merugikan petani jika plasi terlalu tinggi,” cetus dia.

Diketahui harga bawang merah di Pasar Bawang Kecamatan Dringu Per 1 Agustus 2024, Rp7 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram (kg) untuk ukuran kecil.

Kemudian bawang merah ukuran sedang, Rp11 ribu hingga Rp14 ribu/kg. Lalu ukuran besar sampai jenis super, harga jualnya Rp15 ribu hingga Rp20 ribu/kg. (*)

 

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Nuri Maulida


 

Artikel ini telah dibaca 137 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Trending di Ekonomi