Probolinggo,- Sudah sekitar dua tahun kondisi SDN Bimo, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo rusak. Ada tiga ruang kelas dan satu ruang guru yang kondisinya cukup memprihatinkan.
Kepala SDN Bimo, M. Juri mengatakan, hampir semua bagian atas keempat ruangan tersebut mulai digerogoti rayap. Bahkan di kelas VI, sudah tidak ada plafon yang tersisa.
“Kelas yang lain juga rusak, tapi yang kelas VI, atapnya langsung genteng, plafonnya sudah jatuh semua,” kata Juri, Selasa (6/8/2024).
Juri melanjutkan, total siswa di SDN Bimo saat ini mencapai 91 siswa. Rinciannya, kelas I 15 siswa, kelas II 16 siswa, kelas III 14 siswa, kelas IV 11 siswa, kelas V 14 siswa, dan kelas VI 21 siswa.
“Survei dari dinas untuk empat ruangan ini sudah dilakukan Februari lalu, tapi kapan direhabnya, sampai sekarang belum ada kejelasan,” ucapnya.
Meski kondisinya demikian, ruang kelas tersebut masih tetap digunakan untuk kegiatan belajar – mengajar (KBM). Sebab, sudah tidak ada lagi ruangan kelas lain di sekolah tersebut.
“Kalau pas hujan, kelas tidak bisa lagi digunakan, bocor semua. Bahkan, di genteng dipasangi banner untuk nutupi bocor, tapi tetap saja bocor,” ujar Subaidah, Wali Kelas VI SDN Bimo.
Jika kondisinya demikian, ia terpaksa harus menunggu kelas lainnya selesai belajar dan pulang sekolah untuk meminjam kelasnya agar bisa digunakan siswa kelas VI.
Jika tidak, ia harus meminjam ruang kelas TK yang berada di kompleks halaman sekolah tersebut.
“Kondisi kelas VI diperparah dengan dirobohi pohon beringin saat musim hujan lalu, jadi banyak genteng yang rusak,” beber dia.
Lebih dari itu, Subaidah juga menyebut di SDN Bimo kini tidak ada kamar mandi atau toilet yang layak, kondisinya juga sudah rusak.
Para guru yang hendak menggunakan kamar mandi, harus menyeberangi jalan dan menuju SMPN 1 Pakuniran untuk meminjam toilet.
“Untuk guru numpang ke SMP. Sedangkan untuk siswa, harus pergi ke sungai, karena toilet yang ada sudah rusak,” cetus Subaidah.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo, Sri Agus Indaryati mengatakan, SDN Bimo memang sudah masuk dalam data untuk direhab tahun 2024.
Namun, pelaksanaannya belum dapat dipastikan. “Masih proses di e-catalog. Kalau e-catalog-nya lancar, maka segera kami perbaiki,” sebutnya.
Namun, perbaikan tersebut menurutnya hanya untuk empat ruangan. Tidak ada anggaran untuk melakukan perbaikan atau membangun kamar mandi di sekolah tersebut.
“Kami utamakan ruang belajar dulu ya, biar siswanya nyaman saat belajar. Untuk toilet, itu nanti bisa menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah, red),” tandas Sri Indaryati. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Punlihser: Nuri Maulida