Pasuruan,- Petani dari tiga desa yang berada di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, mengeluhkan nasib buruk yang terus mereka hadapi.
Setiap musim kemarau tiba, para petani selalu gagal panen. Kondisi ini membuat mereka hidup dalam kesulitan.
Tiga desa itu yakni Desa Kedung Pengaron, Kepuh, dan Desa Lorokan. Tiga desa ini terdampak kekeringan yang berimbas pada tanaman pertanian.
Muklis, salah seorang petani Desa Kepuh, Kecamatan Kejayan mengungkapkan keprihatinannya. Ia mengaku sudah bertahun-tahun mengalami gagal panen.
Seharusnya setiap tahun bisa panen tiga kali, tapi di desanya setahun ⁸ bisa panen satu kali, itupun jika masih ada yang bisa dipanen.
“Ketika musim kemarau tidak ada air. Sawah kami mengering, tanaman layu, dan pada akhirnya gagal panen,” ujarnya dengan nada sedih, Selasa (13/8/24).
Menurut Mukhlis, biaya produksi pertanian cukup tinggi. Untuk satu hektar lahan jagung, ia harus merogoh kocek hingga Rp5 juta. “Kalau kering seperti ini ya rugi tidak untung,” ujar Mukhlis.
Mukhlis berharap ada solusi konkrit dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kekeringan yang terus berulang, bahkan cenderung meluas.
“Kami sangat berharap pemerintah bisa membantu kami dengan membuatkan sumur bor. Dengan adanya sumur bor, kami bisa mengairi sawah kami dan tidak perlu khawatir lagi gagal panen saat musim kemarau,” urai Mukhlis.
Senada dengan Mukhlis, Ali Wafa, petani asal Desa Kedung Pengaron juga mengeluhkan hal yang sama. Ia juga berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.
“Disini kalau musim kemarau tidak ada air. Saya berharap ada sumur bor, agar tidak gagal panen terus,” harap Ali.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan terkait permasalahan yang dihadapi oleh para petani di Kecamatan Kejayan.
Upaya konfirmasi kepada Dinas Pertanian maupun Pj Bupati Pasuruan melalui pesan WhatsApp (WA) pun, sejauh ini belum membuahkan hasil. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Nuri Maulida