Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Lingkungan · 13 Agu 2024 23:28 WIB

Terdampak Kekeringan, Petani Tiga Desa di Kejayan Pasuruan Gagal Panen


					GAGAL PANEN: Dua orang petani jagung sedang memeriksa tanamannya yang layu akibat kekurangan pasokan air. (foto: Moh. Rois). Perbesar

GAGAL PANEN: Dua orang petani jagung sedang memeriksa tanamannya yang layu akibat kekurangan pasokan air. (foto: Moh. Rois).

Pasuruan,- Petani dari tiga desa yang berada di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, mengeluhkan nasib buruk yang terus mereka hadapi.

Setiap musim kemarau tiba, para petani selalu gagal panen. Kondisi ini membuat mereka hidup dalam kesulitan.

Tiga desa itu yakni Desa Kedung Pengaron, Kepuh, dan Desa Lorokan. Tiga desa ini terdampak kekeringan yang berimbas pada tanaman pertanian.

Muklis, salah seorang petani Desa Kepuh, Kecamatan Kejayan mengungkapkan keprihatinannya. Ia mengaku sudah bertahun-tahun mengalami gagal panen.

Seharusnya setiap tahun bisa panen tiga kali, tapi di desanya setahun ⁸ bisa panen satu kali, itupun jika masih ada yang bisa dipanen.

“Ketika musim kemarau tidak ada air. Sawah kami mengering, tanaman layu, dan pada akhirnya gagal panen,” ujarnya dengan nada sedih, Selasa (13/8/24).

Menurut Mukhlis, biaya produksi pertanian cukup tinggi. Untuk satu hektar lahan jagung, ia harus merogoh kocek hingga Rp5 juta. “Kalau kering seperti ini ya rugi tidak untung,” ujar Mukhlis.

Mukhlis berharap ada solusi konkrit dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kekeringan yang terus berulang, bahkan cenderung meluas.

“Kami sangat berharap pemerintah bisa membantu kami dengan membuatkan sumur bor. Dengan adanya sumur bor, kami bisa mengairi sawah kami dan tidak perlu khawatir lagi gagal panen saat musim kemarau,” urai Mukhlis.

Senada dengan Mukhlis, Ali Wafa, petani asal Desa Kedung Pengaron juga mengeluhkan hal yang sama. Ia juga berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.

“Disini kalau musim kemarau tidak ada air. Saya berharap ada sumur bor, agar tidak gagal panen terus,” harap Ali.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan terkait permasalahan yang dihadapi oleh para petani di Kecamatan Kejayan.

Upaya konfirmasi kepada Dinas Pertanian maupun Pj Bupati Pasuruan melalui pesan WhatsApp (WA) pun, sejauh ini belum membuahkan hasil. (*)

 


Editor: Mohamad S

Publisher: Nuri Maulida


 

Artikel ini telah dibaca 124 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

21 November 2024 - 18:43 WIB

Musim Hujan, Pemkot Probolinggo Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

21 November 2024 - 14:13 WIB

Melanggar Aturan, DLH Kabupaten Pasuruan Tutup Saluran Limbah Dua Perusahaan

20 November 2024 - 19:17 WIB

BPBD Lumajang Imbau Masyarakat Waspadai Aktivitas Gunung Semeru

20 November 2024 - 15:54 WIB

Gunung Semeru Luncurkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter di Atas Puncak

20 November 2024 - 13:34 WIB

Antisipasi Gangguan, KAI Normalisasi Drainase hingga Siapkan Alat Berat

19 November 2024 - 14:41 WIB

Belum Lengkapi Izin, Komisi 3 DPRD Kota Probolinggo Rekomendasikan Supermarket Baru Ditutup

18 November 2024 - 18:14 WIB

Tahun 2025, PAD Lumajang Ditargetkan Sebesar Rp422,3 Miliar

18 November 2024 - 15:49 WIB

BMKG Imbau Masyarakat Lumajang Tingkatkan Kewaspadaan

18 November 2024 - 09:43 WIB

Trending di Lingkungan