Menu

Mode Gelap
Khidmat dan Penuh Harapan, Warga Tionghoa Kota Probolinggo Sembahyang Imlek 2576 Apes! 30 Kg Bibit Lele Warga Tisnonegaran Kota Probolinggo Dimaling Panja Pupuk DPRD Kab. Probolinggo Desak Otak Peredaran Pupuk Subsidi Ilegal Ditangkap Lima Ekor Domba Digondol Maling, Pelaku Jebol Tembok Penemuan Ribuan Koin Kuno di Pasuruan Segera Diteliti Terakhir Wulan Kapitu, Akses Wisata Bromo Ditutup, Banyak Wisatawan Kecewa

Kesehatan · 27 Agu 2024 14:43 WIB

Penderita TBC di Lumajang Capai 1.410 Orang, 72 Meninggal Dunia


					Penderita TBC di Lumajang Capai 1.410 Orang, 72 Meninggal Dunia Perbesar

Lumajang,- Kasi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Askap Hariyanto mengatakan, sejak  Januari hingga Agustus 2024, sebanyak 1.410 warga Lumajang menderita penyakit Tuberkulosis (TBC).

“Sebanyak 1.410 orang di Lumajang positif alami penyakit TBC, 72 orang diantaranya meninggal dunia,” kata Askap, Selasa (27/8/24).

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono mengatakan, Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular kronis yang masih menjadi masalah akut kesehatan masyarakat.

“Meski berisiko fatal, namun TBC adalah penyakit yang masih bisa disembuhkan asalkan melalui penanganan secara tepat. Biasanya, dokter akan menganjurkan pengidap TB paru untuk mengonsumsi obat selama 6 sampai 12 bulan,” urai.Agus.

Obat TB paru umumnya mengandung jenis anti tuberkulosis, yaitu antibiotik yang khusus digunakan untuk mematikan infeksi bakteri TB.

Pengobatannya sendiri terdiri dari 2 tahap yaitu intensif dan lanjutan.

“TB tidak seperti ketika dokter umum menangani luka, yang bisa langsung dilihat hasilnya, tetapi TB butuh proses dan pendekatan,” imbuhnya.

“Oleh karenanya saya berharap kita semua mampu mengedukasi, lebih telaten dan lebih dekat sambung hatinya agar mereka lekas sehat,” Ia menambahkan.

Agus berharap tenaga kesehatan di Lumajang pro-aktif mengedukasi masyarakat tentang TBC. Pasalnya, kebanyakan orang langsung shock ketika mengetahui menderita TBC.

“Memang ngeri, orang jadi takut mendekat, tidak semua orang mau menerima. Oleh karenanya, tugas kita bersama tenaga kesehatan untuk mengedukasi, sehingga tidak menambah pasien down karena divonis TBC” pungkas dia. (*)

 


Editor: Mohamad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 75 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tahun Depan, Genggong Go Green ‘Naik Kelas’ jadi Probolinggo Go Green

26 Januari 2025 - 23:16 WIB

Di Lumajang, Penyakit DBD Banyak Ditemukan saat Musim Hujan

26 Januari 2025 - 14:25 WIB

Ribuan Pesepeda Meriahkan Genggong Go Green 2025, Diwarnai Penanaman Pohon

26 Januari 2025 - 12:24 WIB

Baru Awal Tahun, Sudah Puluhan Ternak Terpapar Virus PMK di Probolinggo

23 Januari 2025 - 18:27 WIB

Virus HMPV Masuk Indonesia, Bisa Sebabkan Kematian pada Balita dan Lansia

18 Januari 2025 - 14:51 WIB

Virus HMPV di China Mulai Masuk Indonesia, KAI Daop 9 Siapkan Antisipasi Begini

10 Januari 2025 - 11:39 WIB

Penderita DBD di Kota Probolinggo Meroket, Capai 490 Kasus

9 Januari 2025 - 18:52 WIB

Kasus PMK Kembali Merebak di Pasuruan, Pemkab Gencarkan Penanganan

2 Januari 2025 - 15:51 WIB

Dinkes Lumajang Kerahkan 78 Petugas Kesehatan dan 26 Mobil Ambulans saat Nataru

26 Desember 2024 - 12:19 WIB

Trending di Kesehatan