Menu

Mode Gelap
Disangkakan Korupsi Dana Desa, Eks Kades Sidodadi Paiton Ditahan Tiga Lokasi di Kawasan TNBTS Senduro Lumajang Ditanami Ganja Terserempet dan Terlindas Truk di Gempol, Pelajar Tewas Istri Minggat, Lansia di Kuripan Bacok Menantu PPK Gading Disebut-sebut Arahkan Dukungan ke Salah Satu Paslon, KPU Beri Respon Begini Bunda Indah dan Mas Yudha Didukung Raffi Ahmad dan Ketua DPP Partai Nasdem

Ekonomi · 15 Sep 2024 16:22 WIB

Harga Kopi Senduro Lumajang Naik, Petani Senang


					Pemetikan biji kopi merah atau yang benar-benar masak di pohon menjadikan kopi mempunyai cita rasa tinggi. Perbesar

Pemetikan biji kopi merah atau yang benar-benar masak di pohon menjadikan kopi mempunyai cita rasa tinggi.

Lumajang, – Kopi merupakan salah satu minuman yang pas saat santai, menjamu tamu dan kumpul bersama teman-teman maupun dengan keluarga.

Untuk mendapatkan cita rasa kopi yang baik, sangat dipengaruhi dari biji kopi  yang dipetik dan proses pengolahannya.

Untuk mendapatkan cita rasa kopi yang istimewa,  para petani di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang memetik biji kopi robusta yang sudah berwarna merah.

Satrawi, petani Kopi di Desa Senduro mengungkapkan, kebanyakan petani di desanya hanya memetik biji kopi yang sudah berwarna merah.

“Kalau yang hijau, meskipun tua tetap ditunggu sampai berwarna merah. Karena, kalau yang masih hijau, rasanya berbeda,” katanya,  Minggu (15/9/2024).

“Kalau kopi yang sudah merah disajikan, aromanya menyengat dan sangat menggugah selera. Beda kalau yang masih hijau, baunya begitu hambar dan rasanya tidak senikmat kopi yang berwarna merah,” jelasnya.

Di samping itu, petani di Senduro memroses biji hingga menjadi bubuk kopi masih dengan menggunakan cara tradisional. Sehingga dihasilkan kopi dengan cita rasa yang khas.

“Kalau cara mengolahnya secara tradisional, pasti akan menghasilkan kualitas kopi yang berbeda. Tentu berbeda dengan hasil produksi pabrikan yang menggunakan berbagai macam teknologi, dengan kopi yang dibuat secara tradisional oleh para petani kopi, mulai dari tanam yang organik sampai cara goreng kopinya masih tradisional,” katanya.

Sementara itu harga kopi Robusta dan Arabika di tingkat petani mencapai Rp80.000 per kilogram (kg). Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Rp50.000 per kg.

“Baru kali ini harga biji kopi Robusta dan Arabika sampai semahal ini. Biasanya saya jual tidak pernah semahal itu. Tapi mungkin mahal karena masih belum masuk musim panen raya,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 57 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Petani Lumajang Terus Bergerak Tingkatkan Perekonomian Lumajang

17 September 2024 - 20:38 WIB

Petani di Pasrujambe Lumajang Minta Saluran Irigasi

17 September 2024 - 18:31 WIB

Serangan Hama Tikus Tak Menyurutkan Petani Lumajang Tetap Tanam Padi

10 September 2024 - 15:39 WIB

Terdampak PMK, Produksi Susu Sapi di Lumajang Menurun

10 September 2024 - 13:38 WIB

Harga Cengkeh di Lereng Semeru Lumajang Turun, Petani Menjerit

3 September 2024 - 12:16 WIB

Berantas Mafia Pupuk, Kejari Kabupaten Probolinggo Gandeng LIRA

20 Agustus 2024 - 20:57 WIB

Bansos bagi Masyarakat Miskin dan Stunting Ngadat, Pemkab Lumajang; Sabar

20 Agustus 2024 - 17:38 WIB

Bangun Big Data UMKM, Pemkab Lumajang Sebar Enumerator

10 Agustus 2024 - 23:02 WIB

Tekan Inflasi, Pemkab Lumajang Perkuat Investasi Sektor Pertanian

4 Agustus 2024 - 21:07 WIB

Trending di Ekonomi