Lumajang, – Calon Bupati Lumajang Indah Amperawati atau sapaan akrabnya Bunda Indah tidak menampik bahwa isu agama yang muncul pada menjelang pilkada ini kebanyakan dipelintir.
“Akhir-akhir ini, di bawah itu dipelintir tidak karu-karuan. Tolong bapak ibu sampaikan kepada masyarakat. Pilkada ini memilih bupati, bukan memilih ketua agama,” kata Bunda Indah, Selasa (17/9/2024).
Meski begitu, dirinya tidak terlalu mempersoalkan isu yang berkembang di masyarakat. Sebab kata dia, untuk memilih pemimpin bukan soal agama, demikian pula menjadi pemimpin bukan berbasiskan agama.
“Jadi, soal NU, Muhammadiyah, dan agama apa pun itu tetap saja, karena kita memilih bupati, ini bukan memilih tokoh agama. Kita di Lumajang memiliki keberagaman golongan agama yang harus diayomi oleh bupati. Bukan dijadikan alat sebagai isu politik,” katanya.
Perbedaan agama, suku dan adat yang ada, kata dia, tentu akan menjadi modal untuk membangun Kabupaten Lumajang yang lebih baik ke depannya.
“Orangtua saya dan kakak saya meninggal ditahlillin kok, dan saya di kampung saya tercatat anggota pengajian muslimatan, yasinan, sholawatan yg aktif lho bisa dicek itu,” kata Bunda Indah.
Bunda Indah menambahkan, dalam hal ini, masyarakat harus tegas, sebab dalam pilkada ini, masyarakat Lumajang memilih bupati.
“Jadi isu yang dibuat adalah isu murahan, isu yang tidak berkualitas, maka masyarakat harus tegas, karena kita memilih bupati, sedang memilih pemimpin yang bersih dan yang anti korupsi, terangnya.
Bunda Indah mengimbau kepada masyarakat agar menjunjung tinggi moderasi beragama pada pilkada Lumajang. Hal itu untuk menghindari perpecahan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Agama dalam sebuah kontestasi politik, menurutnya, bukan alat yang dijadikan untuk memunculkan kelompok-kelompok fanatisme.
“Melainkan menjadi pendorong lahirnya keharmonisan di dalam masyarakat Lumajang,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra