Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Ekonomi · 9 Nov 2024 17:42 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah


					Hariyanto, sedang menyiram Tanaman Kubis yang ditanamnya di area persawahan Kelurahan Pilang, Kota Probolinggo. Perbesar

Hariyanto, sedang menyiram Tanaman Kubis yang ditanamnya di area persawahan Kelurahan Pilang, Kota Probolinggo.

Probolinggo, – Kubis idealnya ditanam di di daerah dengan suhu sejuk atau didaerah dataran tinggi. Namun petani di Kota Probolinggo berhasil menanam kubis di dataran rendah.

Tak kalah dengan dataran tinggi, kubis yang ditanam di dataran rendah cukup bagus dan ukurannya besar.

Sukses bertanam kubis di tanam di dataran rendah dialami Hariyanto (35), warga Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.

Bermodal pengalaman menanam kubis di daerah Sukapura, lereng Gunung Bromo selama dua tahun, ia akhirnya mencoba menanam kubis di sawah di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.

Tak ada perlakuan khusus pada perawatan kubis yang ditanam.  Bahkan bibitnya sama dengan bibit yang ditanam petani di Sukapura. Namun, kubis di dataran tinggi cukup dengan embun pengairan, berbeda dengan di dataran rendah. Kubis di pesisir Probolinggo butuh disiram seminggu dua kali.

“Jadi untuk penyiraman tanaman kubis yang saya taman dilakukan minimal seminggu dua kali. Hal tersebut karena perbedaan suhu, meskipun tanaman kubis ini tidak memerlukan banyak air, namun penyiraman harus dilakukan dengan pas,” katanya.

Selain parit di setiap petak kubis diisi dengan air, Harianto juga menyiram tanaman kubis yang sudah mengembang dengan semprotan yang dicampur dengan obat anti hama.

Saat ini tanaman kubis yang ditanam Harianto memasuki usia 65 hari, yang sangat rentan terserang hama ulat. Namun dengan perawatan yang tepat serta pemberian obat, tanaman kubisnya tumbuh bagus.

“Meski dari bibit, hingga perawatan tidak jauh beda, namun kubis dapat dipanen jauh lebih lama, di mana untuk kubis dataran tinggi usia 65 hari sudah bisa dipanen. Sedangkan kubis yang saya tanam usia 80 haru baru bisa dipanen,” ujarnya.

Penanaman kubis yang dilakukan Harianto merupakan eksperimen  di lahan sekitar satu hektare. Selama menanam kubis, Harianto dibantu seorang teman untuk merawat tanaman.

“Sebelum ditanami kubis, lahan ini ditanami cabai, dan barulah saya mencoba menanam kubis. Alhamdulillah sampai sejauh ini tanaman kubis tumbuh secara baik,” kata Harianto.

Sementara Ketua RT 2, RW 2, yang juga anggota Pokdarwis Pantai Permata Pilang, Suratji mengatakan, tanaman kubis yang berhasil ditanam di dataran rendah atau pesisir merupakan inovasi.  Dengan inovasi ini akan lebih banyak lagi petani menanam kubis di sekitarnya.

“Dengan sosialisasi,  saya berharap ada lebih banyak lagi petani di Pilang yang menanam kubis atau tanaman sayur dataran tinggi.  sehingga ke depan akan menjadi wisata baru atau agrowisata di Kota Probolinggo,” katanya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 67 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Arang Briket Lumajang Diekspor ke Turki

12 Oktober 2024 - 14:44 WIB

Trending di Ekonomi