Probolinggo, – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Probolinggo pada Jumat malam (15/11/24) menggelar debat publik kedua Calon Walikota dan Wali Walikota Probolinggo. Salah satu sub tema dalam debat yang dipilih yakni pemuda, di mana 56 persen Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Probolinggo merupakan pemuda.
Sama seperti debat pertama, keempat pasangan calon hadir dengan menggunakan pakaian khas masing-masing. Paslon Sri Setyo Pertiwi dan Moch. Rahman mengenakan batik merah, dan paslon Habib Hadi Zainal Abidin dan Zainal Arifin mengenakan kemeja putih.
Namun berbeda dengan paslon Fernanda Zulkarnain dan Abdullah Zabut yang pada debat kedua mengenakan jersey Timnas Indonesia, dan paslon dr. Aminuddin dan Ina Dwi Lestari mengenakan batik bergambar beberapa ikon budaya Kota Probolinggo.
Dalam debat pubik kedua ini, mengusung tema “Masyarakat Sejahtera, Kota Maju dan Berkembang” serta terdapat lima sub tema yakni, Pemuda, Ekonomi Kreatif, Budaya dan Pariwisata.
Dalam debat ini terdapat lima segmen di antaranya, penyampaian visi misi masing-masing paslon, kemudian pendalaman visi misi, hingga tanya jawab antar paslon, dan ditutup dengan closing statement masing-masing paslon.
Ketua KPU Kota Probolinggo, Radfan Faisal mengatakan, KPU Kota Probolinggo sendiri telah merancang tiga kali debat dengan tema berbeda-beda sesuai dengan undang-undang pemerintah daerah yang di dalamnya mengatur kewenangan kepala dan wakil kepala daerah.
“Kemudian juga yang penting termasuk isu-isu strategis yang kemudian dijelaskan dan diuraikan dalam bentuk visi misi masing-masing paslon,” katanya.
Faisal mengatakan, dalam debat kedua ini salah satu tema yang perlu dijelaskan dan diuraikan secara rinci oleh masing-masing paslon adalah tema-tema kepemudaan.
Kemudian ekonomi kreatif, ekonomi digital yang merangsang tumbuh kembangnya anak-anak muda di sektor perekonomian kota yang juga menjadi isu strategis KPU yang dituangkan dalam tema debat kali ini.
“Jika melihat undang-undang, pemuda yang hingga usia 40 tahun, serta melihat (DPT) Kota Probolinggo yang mencapai 179.416, maka ada 56 persen pemilih pemuda. Sehingga tema pemuda ini kami pilih dalam debat kedua,” katanya.
Sementara salah satu panelis, Moch. Anas mengatakan, sejatinya panelis tidak boleh menilai atas jawaban pasangan calon hanya menyajikan pertanyaan. Namun yang jelas soal yang tim panelis buat berdasarkan dari tim perumus yang mengkategorikan tema dan subtema.
“Empat pasangan calon ini semuanya sudah menjawab pertanyaan serta termasuk juga telah melakukan tanya jawab kepada pasangan calon lain sesuai yang telah diambil paslon di whisball,” ujarnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra