Probolinggo, – KPU Kota Probolinggo pada Kamis malam (21/11/24) melaksanakan debat pamungkas Calon Wali Kota dan Wakil Walikota Probolinggo. Dengan telah terlaksananya tiga kali debat dan menjelang akhir masa kampanye, masyarakat dapat menentukan pilihannya pada 27 November 2024.
Dalam debat ketiga atau dapat pamungkas yang dilaksanakan di Gedung Widya Harja, Jalan Pandjaitan, keempat paslon hadir dengan mengenakan pakaian khas masing-masing. Paslon nomor 1 Sri Setyo Pertiwi – M. Rachman mengenakan batik warna merah.
Kemudian paslon nomor 2, Fernanda Zulkarnain – Abdullah Zabut mengenakan kemeja warna putih, paslon nomer 3, dr. Aminuddin – Ina Dwi Lestari mengenakan kemeja warna biru, dan paslon nomor 4, Habib Hadi Zainal Abidin – Zainal Arifin mengenakan kemeja warna putih.
Dalam debat ketiga ini, KPU mengusung tema “Ekonomi dan Birokrasi Tangguh, Kota Berkelanjutan”, serta dari tema tersebut terdapat sub tema diantaranya Startegi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengembangan Potensi Daerah sebagai Sumber Ekonomi Baru, hingga Tata Kelola Pemerintahan untuk Menciptakan Good Government.
Salah satu tim panelis Ahmad Hudri mengatakan, KPU Kota Probolinggo telah melaksanakan tiga kali debat publik dengan tema-tema berbeda telah terlaksana, dan semuanya berjalan dengan aman dan lancar.
“Sampai debat ketiga yang juga mendekati masa akhir kampanye, serta seluruh proses yang kami laksanakan, termasuk tahapan kampanye yang dilaksanakan masing- masing paslon dapat berjalan dengan aman dan kondusif,” katanya.
Kemudian, dengan tiga kali debat yang dilaksanakan KPU Kota Probolinggo, masing-masing paslon telah menjabarkan visi dan misinya sesuai dengan tema.
“Dengan debat ini semoga dapat memudahkan masyarakat untuk dapat memilih calon pemimpin Kota Probolinggo lima tahun mendatang,” imbuhnya.
Sementara, salah satu tim panelis, Ahmad Hudri mengatakan, yang paling prinsip pada debat yakni, pesan visi dan misi telah tersampaikan, kemudian panelis sendiri telah berusaha bertanya sesuai dengan kondisi aktual di Kota Probolinggo berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025 – 2029.
“Panelis sendiri tidak berada pada posisi menilai, sehingga dari visi misi yang disampaikan oleh masing-masing paslon selama debat menjadi penilaian sendiri bagi masyarakat,” ujarnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra