Menu

Mode Gelap
Libur Nataru, Stasiun Probolinggo Layani 10 Ribu Penumpang KA Pilkada Kota Probolinggo Digugat PPI, ini 10 Poin Permohonannya Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Kolom Abu 800 Meter di Atas Puncak Bisnis Skincare di Pasuruan Berujung Penipuan, Member Ngaku Rugi Ratusan Juta Cegah Kecelakaan saat Nataru, Tol Paspro Bagi-bagi Susu dan Kopi ke Pengendara Kuota Pendakian Gunung Semeru Dibatasi 200 Orang

Politik · 27 Des 2024 12:44 WIB

Pilkada Kota Probolinggo Digugat PPI, ini 10 Poin Permohonannya


					DIGUGAT: KPU Kota Probolinggo saat penetapan nomor urut Pilkada, November 2024 lalu. (foto: dok). Perbesar

DIGUGAT: KPU Kota Probolinggo saat penetapan nomor urut Pilkada, November 2024 lalu. (foto: dok).

Probolinggo,- Pemilihan Wali Kota Probolinggo telah usai dengan ditetapkannya pasangan nomer urut 03, dr. Aminuddin – Ina Dwi Lestari sebagai pemenang oleh KPU Kota Probolinggo.

Namun demikian, Perhimpunan Pemilih Indonesia (PPI) telah mengajukan gugatan hasil keputusan KPU Kota Probolinggo ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Adapun penetapan pasangan nomer urut 03, dr. Aminuddin dan Ina Dwi Lestari sebagai pemenang Pilwali Kota Probolinggo tertuang dalam Hasil Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Probolinggo Nomor 336 Tahun 2024 pada 3 Desember 2024.

Ketua Bawaslu Kota Probolinggo, Johan Dwi Angga membenarkan bahwa PPI telah mengajukan gugatan dengan didalamnya terdapat 10 poin gugatan. Gugatan tersebut meliputi:

1. Bahwa berdasarkan penetapan hasil penghitungan suara oleh Termohon, perolehan suara masing-masing pasangan calon, sebagai berikut:

1 Sri Setyo Pertiwi – Moh. Rachman Sawaludin = 1.650

2 Fernanda Zulkarnain – Abdullah Zabut = 30.643

3 dr. H. Aminuddin – Ina Dwi Lestari = 53.520

4 Dr. Hadi Zainal Abidin – Zainal Arifin = 50.897

2. Bahwa dalam pelaksanaan Pilkada Kota Probolinggo 2024, ditemukan dugaan pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM), yang telah mencederai prinsip pemilu yang jujur dan adil serta memengaruhi hasil pemilihan.

3. Bahwa dugaan pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM), yang telah mencederai prinsip pemilu yang jujur dan adil tersebut berupa pelibatan aparatur sipil negara (ASN) dalam kegiatan politik praktis yang mengarah kepada keberpihakan terhadap salah satu pasangan calon (paslon). Berdasarkan rekomendasi Bawaslu Kota Probolinggo, terlapor berinisial T, yang merupakan seorang ASN, diduga melanggar Pasal 5 Huruf N angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Meski demikian, pelanggaran ini tidak diproses sebagai dugaan tindak pidana pemilu, meskipun berpotensi memengaruhi hasil pemilihan.

4. Bahwa selain itu terdapat dugaan praktik politik uang yang melibatkan dua pemuda berinisial IF dan IW, serta seorang ASN berinisial T, yang ditangkap warga menjelang pemungutan suara. Meskipun kasus ini dihentikan oleh Gakkumdu karena dianggap tidak cukup bukti, penghentian tersebut mencerminkan lemahnya pengawasan terhadap pelanggaran serius yang berpotensi merugikan Pemilih dan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Kota Probolinggo.

5. Bahwa selanjutnya pada hari pemungutan suara, ditemukan pelanggaran berupa penggunaan atribut pasangan calon di TPS oleh saksi-saksi yang seharusnya bersikap netral sesuai aturan. Hal ini terjadi secara masif di beberapa TPS, sebagaimana diungkapkan oleh Bawaslu Kota Probolinggo, yang memerintahkan para saksi untuk mengganti atau membalikkan atribut tersebut.

6. Bahwa kemudian ditemukan pelanggaran prosedur dalam proses penghitungan suara di TPS 6 Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kademangan, KPPS tidak menghitung surat suara sesuai prosedur, yaitu tidak mencocokkan jumlah surat suara dengan jumlah pemilih yang hadir sebelum membacakan hasilnya. Hal ini berpotensi menciptakan ketidakakuratan dalam penghitungan suara dan telah mengharuskan penghitungan ulang di TPS tersebut.

7. Bahwa selanjutnya dalam proses rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kota, saksi dari paslon petahana (nomor urut 04) menolak untuk menandatangani berita acara karena merasa keberatan terhadap pengawasan yang dianggap tidak netral dan adanya pengabaian atas laporan pelanggaran yang diajukan.

8. Bahwa seluruh pelanggaran tersebut, baik yang terjadi pada tahapan pemungutan suara, penghitungan, hingga rekapitulasi, menunjukkan adanya pelanggaran prinsip pemilu yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM), yang telah merugikan Pemilih dan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota secara signifikan dalam kontestasi Pilkada Kota Probolinggo 2024.

9. Bahwa berdasarkan fakta dan bukti yang ditemukan, pelaksanaan Pilkada Kota Probolinggo 2024 terdapat tindakan yang melanggar asas-asas pemilu sebagaimana diatur dalam Pasal 22E ayat (1) UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, yaitu asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (LUBER JURDIL). Pelanggaran ini mencakup ketidaknetralan ASN, penggunaan atribut paslon di TPS, pelanggaran prosedur penghitungan suara, dan penghentian kasus dugaan politik uang tanpa penyelesaian tuntas.

10. Bahwa ketidakadilan dalam pengawasan dan penanganan pelanggaran selama tahapan Pilkada, termasuk penghentian kasus dugaan politik uang serta pelanggaran netralitas ASN, telah merugikan Pemilih, pasangan calon tertentu, dan menciptakan ketidaksetaraan dalam persaingan kontestasi. Hal ini telah memengaruhi hasil akhir Pilkada Kota Probolinggo 2024 yang seharusnya dapat dipulihkan melalui pemilihan ulang yang jujur, adil, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

10 Pokok Permohonan tersebut, dalam suratnya Petitum yang diajukan, PPI meminta kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut:

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya.

2. Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Probolinggo Nomor 366 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Probolinggo Tahun 2024, tanggal 3 Desember 2024.

3. Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Kota Probolinggo untuk melaksanakan pemilihan Walikota-Wakil Walikota Ulang.

4. Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Kota Probolinggo untuk melaksanakan putusan ini.

Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil adilnya (ex aequo et bono).

Atas 10 Pokok Permohonan serta Petitum yang dilayangkan oleh PPI, Bawaslu Kota Probolinggo melalui divisi yang membidangi berangkat ke Jakarta untuk berkonsultasi secara berjenjang.

“Untuk jadwal sidang gugatan masih belum ada, dan kita masih menunggu, dan meskipun yang digugat KPU, namun dalam dalil gugatan pemohon berkaitan dengan Bawaslu juga,” cetus Johan. (*)

 


Editor : Mohammad S

Publisher : Keyra


Artikel ini telah dibaca 55 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bunda Indah Sepakat Usulan Presiden Prabowo tentang Kepala Daerah Dipilih DPRD

19 Desember 2024 - 15:39 WIB

Protes Nomor Urut Caleg Warnai Rapat Konsolidasi Partai Demokrat Kab. Probolinggo

17 Desember 2024 - 10:46 WIB

Ucapkan Selamat ke Gus Haris, Senator Lia Istifhama ‘Kepo’ Jurus Menang Mutlak

9 Desember 2024 - 08:36 WIB

Wajah Baru KPU Kota Probolinggo Gagal Dongkrak Partisipasi Pemilih

8 Desember 2024 - 11:50 WIB

Rekapitulasi Suara Pilkada Kab. Pasuruan 2024 Tuntas, Rusdi-Shobih Menang Telak

5 Desember 2024 - 17:29 WIB

Catatan Pilkada di Kab. Probolinggo, Partisipasi Masyarakat Turun, Golput Terus Meningkat

5 Desember 2024 - 15:57 WIB

Partai Gerindra Perkasa di Lumajang, Kuasai Parlemen, Menangi Pilkada

5 Desember 2024 - 15:43 WIB

Bawaslu Pasuruan Hentikan 6 Dugaan Pelanggaran Pilkada, Termasuk Politik Uang

5 Desember 2024 - 10:26 WIB

KPU Tetapkan Perolehan Suara Pilkada Lumajang, Indah-Yudha Kangkangi Thoriq-Lucita

5 Desember 2024 - 07:59 WIB

Trending di Politik