Pasuruan, – Musibah menimpa Sanip, petani asal Desa Pusungmalang, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Gudang atau bangunan sederhana yang biasa digunakan petani menyimpan bibit kentang dan obat-obatan pertanian miliknya, ludes terbakar Senin (31/12/2024).
Peristiwa ini terjadi di wilayah Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, dan diduga kuat dilakukan oleh oknum petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Insiden ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi Sanip. Sebab, seluruh bibit kentang dan obat-obatan pertanian yang siap tanam serta peralatan pertanian lainnya ludes dilahap si jago merah.
Selain itu, dalam rekaman video yang beredar menunjukkan tanaman kentang milik Sanip juga dirusak. Daun-daun tanaman tampak roboh, menambah kerugian besar yang dialami petani itu.
Kepala Desa Pusungmalang, Ahmad Baidowi, menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas peristiwa ini.
Menurutnya, jika memang benar bangunan itu berdiri di atas lahan TNBTS, kejadian ini sangat disesalkan karena tidak ada mediasi atau upaya penyelesaian yang lebih manusiawi sebelumnya.
“Seharusnya tidak bertindak seperti itu. Ini termasuk tindakan arogan dan tidak manusiawi,” ungkap Baidowi kepada wartawan, Sabtu (4/1/2025).
Baidowi juga mengatakan, bahwa Sanip adalah petani yang bekerja keras. Untuk membeli bibit dan obat-obatan pertanian, dia berutang. Pembakaran ini menyebabkan kerugian ratusan juta rupiah.
“Petani ini untuk membeli bibit dan obat-obatan pertanian modalnya hutang. Seharusnya, jika memang ada masalah, dilakukan mediasi terlebih dahulu. Minimal panggil petaninya lewat saya, karena ini warga saya,” ujarnya.
Menurut Baidowi, pembakaran ini dilakukan oleh oknum petugas TNBTS. Informasi tersebut didapatkan dari salah seorang warganya yang mengaku bahwa oknum tersebut sempat menyuruhnya untuk menyampaikan kepada kepala desa.
“Saya diberitahu bahwa oknum tersebut mengaku telah membakar gudang itu dan meminta petani untuk menyampaikan ke saya,” cetus Baidowi.
Baidowi menuntut pihak TNBTS memberikan klarifikasi atas insiden ini dan meminta aparat hukum mengusut tuntas kasus tersebut.
“Kami ingin kasus ini diselidiki dengan adil, dan pihak yang bertanggung jawab harus dihukum dan mengganti kerugian petani. Sebab, tindakan seperti ini sangat tidak dibenarkan, sangat arogan,” tutupnya.
Hingga berita ini ditulis sekitar pukul 12.00 WIB, pihak TNBTS belum memberikan keterangan resmi. Apakah benar pembakaran dilakukan oleh oknum petugas TNBTS atau tidak. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra