Probolinggo, – Meningkatnya kasus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di Jawa Timur menjadi perhatian semua pihak, tak terkecuali j. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono.
Untuk mencegah penyebaran virus yang menyerang hewan ternak itu, Adhy mengecek kondisi hewan di Pasar Hewan Wonoasih, Kota Probolinggo, Selasa siang (14/1/25).
Setibanya di Pasar Hewan Wonoasih, Adhy bersama sejumlah kepala OPD Provinsi Jatim melihat proses penyemprotan disinfektan ke kendaraan, pengangkut sapi yang akan masuk ke pasar hewan.
Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi menyebarnya PMK ke sapi-sapi yang di jual di Pasar Hewan Wonoasih. Apalagi, sapi-sapi yang di jual berasal dari berbagai daerah, tidak hanya dari area Probolinggo.
Selanjutnya, rombongan Pj. Gubernur Jawa Timur, masuk ke dalam pasar dan melihat sapi-sapi yang diperjualbelikan. Adhy juga berinteraksi dengan penjual sapi terkait harga.
“Jadi kedatangan saya ini untuk melihat langsung kondisi Pasar Hewan Wonoasih. Kemudian dari kesepakatan dengan pedagang, kami tidak akan menutup pasar berkaitan dengan perekonomian, namun wajib diberlakukan SOP kesehatan,” ujar Adhy.
SOP kesehatan yang wajib diterapkan yakni penyemprotan disinfektan, kemudian sapi yang terjangkit PKM atau penyakit lain terlebih dahulu diobati, setelah sehat baru bisa dibawa ke pasar hewan.
Adhy mengungkapkan, di Jawa Timur sejak 1 Desember 2024, hingga 13 Januari 2025, terdapat 12.917 ekor sapi yang terjangkit PMK.
Dari jumlah tersebut, 65 persen sapi dalam penyembuhan dan 26 persen sembuh. Adapun 689 ekor sapi dinyatakan mati.
Kasus PMK terbanyak terdapat di Kabupaten Jember, yang diketahui memiliki populasi sapi terbanyak di Jawa Timur.
“Di Kota Probolinggo, kondisinya bagus. Dengan kehadiran kami, mudah-mudahan, baik peternak dan pedagang sapi peduli akan hal tersebut,” imbuhnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra