Lumajang, – Meski harga cabai rawit meroket tinggi yakni, hingga sekitar R120 ribu per kilogram (kg), nyatanya tidak sepenuhnya dirasakan oleh para petani di Lumajang. Pasalnya, kebanyakan petani mengeluhkan cuaca ekstrem yang mengakibatkan gagal panen.
Sunarti, petani cabai rawit di Desa/Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang menjelaskan, akibat seringnya turun hujan, tanaman cabainya banyak yang membusuk.
“Sebagian besar cabai saya banyak yang rusak, tadi pagi saja hanya bisa panen sekitar satu kuintal, padahal, tanaman cabai saya setengah hektare,” katanya, Selasa (14/1/25).
Senada dengan Sunarti, Sani’am petani cabai Desa Randuagung, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang mengatakan hal yang sama.
Kata dia, sejak awal tahun 2025, cabai miliknya seharusnya sudah siap panen. Karena pada bulan Desember hingga Januari 2025 sering turun hujan, cabai miliknya banyak yang membusuk.
“Selain busuk akibat cuaca hujan, cabai saya juga banyak yang berjatuhan. Jadi apa yang mau dipanen, gak ada yang mau dipanen, semua cabai saya busuk,” keluh nya.
Harusnya, kata dia, awal tahun 2025 dirinya sudah mendapatkan hasil dari tanaman cabainya.
“Lahan satu hektare belum panen sama sekali, mungkin dalam tiga hari ke depan saya sudah bisa panen. Cuma saya tidak bisa terlalu berharap banyak, sebab tadi pagi saya lihat sudah banyak yang busuk,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra