Probolinggo,- Sejumlah pengusaha dan sopir jip wisata Gunung Bromo mendatangi kantor DPRD Kabupaten Probolinggo, Rabu (15/1/25). Mereka beraudiensi dengan Komisi IV DPRD dengan membawa aspirasi agar loket tiket Bromo dipindah.
Rudi Hartono (30), salah seorang pengusaha jip Bromo mengatakan, pihaknya menilai lokasi loket saat ini perlu dipindah. Pasalnya, lokasi loket terlalu dekat dengan lokasi wisata Gunung Bromo.
“Kami mohon agar dipindah ke bawah, jangan terlalu diatas. Idealnya itu di Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura,” kata Rudi.
Permintaan pemindahan loket tersebut menurutnya sangat erat hubungannya dengan asuransi kecelakaan. Sebab, dengan kondisi loket yang terlalu dekat dengan lokasi wisata, cakupan asuransi kecelakaan dinilainya terlalu sempit.
“Kalau loket dibawah enak, jadi semisal ada kecelakaan dibawah, itu masih bisa klaim asuransi,” ujarnya.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Kadispopar) Kabupaten Probolinggo, Heri Mulyadi mengatakan, saat ini loket tiket atau loket masuk ke wisata Gunung Bromo memang berada di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura.
Hal itu sesuai dengan Peraturan Bupati (Perbup) nomor 15 tahun 2017 tentang Tarif Angkutan Wisata Kawasan Gunung Bromo.
“Berdasarkan Perbup tersebut, yang masuk desa wisata itu Desa Ngadisari, makanya loketnya disana. Tapi nanti kami coba memindahkan agar loket ini berada di ujung paling bawah Ngadisari,” cetus Heri.
Di sisi lain, anggota komisi IV DPRD Kabupaten Probolinggo, Intan Cahya Kurniasari menyebut, pihaknya sudah memfasilitasi forum audiensi tersebut dengan menghadirkan sejumlah pihak terkait.
Harapannya, hasil dari audiensi ini dapat membuat wisata alam Gunung Bromo semakin maju dan para pelaku wisata sejahtera.
“Intinya harapan dari semua ini adalah bagaimana pelayanan bagi wisatawan itu lebih baik,” ucapnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra