Menu

Mode Gelap
Pengajuan Dispensasi Pernikahan di Jember Jadi Lebih Rumit, Masyarakat Khawatir Diseruduk Truk Kontainer, Pemotor Tewas di Jalur Gempol – Pasuruan Emosi Saat Disapa, Eks Napi Tantang Polisi, Begitu Diperiksa Positif Sabu dan Judi Online Kebijakan soal Pajak ‘Dikuliti’, Gubernur Khofifah Beberkan Prinsip Keadilan Fiskal Mengenal Sejarah Transportasi Kereta Api di Lumajang pada Masa Kolonial Belanda Ketua DPRD Lumajang: Keterbukaan Informasi Publik Langkah Strategis untuk Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas

Lingkungan · 18 Jan 2025 17:55 WIB

PMK Kembali Merebak, Harga Sapi di Pasar Hewan Wonoasih Anjlok


					SEPI: Pasar Hewan Wonoasih Kota Probolinggo sepi pengunjung akibat kembali merebaknya virus PMK. (foto: Hafiz Rozani).
Perbesar

SEPI: Pasar Hewan Wonoasih Kota Probolinggo sepi pengunjung akibat kembali merebaknya virus PMK. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Jawa Timur mulai naik dengan total sapi yang terjangkit mencapai 12 ribu ekor.

Imbas naiknya PMK ini, harga sapi kembali turun, yang diikuti dengan sepinya daya beli. Tak terkecuali di Pasar Hewan Wonoasih, Kota Probolinggo.

Di Pasar Hewan Wonoasih, harga sapi anjlok sejak 3 hingga 4 bulan yang lalu. Salah satu penyebabnya yakni meningkatnya jumlah sapi yang terpapar virus PMK.

Rata-rata, harga sapi turun kisaran Rp 2 juta per ekor atau turun hingga 30 persen dari harga sebelumnya. Praktis turunnya harga sapi membuat para pedagang sapi rugi.

“Jadi sapi yang awalnya seharga Rp 10 juta, saat ini jadi Rp 7 juta rupiah. Kondisi ini juga dibarengi dengan pembeli yang sepi, baik pembeli dari Probolinggo atau pembeli dari luar daerah,” ujar penjual sapi di Pasar Hewan Wonoasih, Syarif, Sabtu (18/1/25).

Banyak pedagang yang membawa pulang sapinya karena tidak ada pembeli. Jika pun terjual, harganya sudah tidak seperti saat harga sapi normal.

Selain pembeli, pedagang sapi juga agak berkurang. “Karena pedagang takut tertular PMK jika tetap membawa sapinya ke pasar hewan,” cetus Syarif.

Hal senada disampaikan pedagang sapi lain, Tohari. Ia menyebut, kondisi ini terjadi sejak 4 bulan yang lalu, yang berdampak pada anjloknya harga sapi hingga 30 persen.

“Aduh parah mas, harga sapi saat ini turun. Bahkan, pedagang dan pembeli yang biasanya saat pasaran selalu ramai, sekarang berkurang,” terangnya.

Meski di Kota Probolinggo tidak ada kasus PMK menonjol, namun pengelola Pasar Hewan tetap melakukan penyemprotan ke kendaraan yang hendak masuk ke pasar.

Langkah ini dilakukan untuk menekan penyebaran virus PMK. Selain itu, pasar hewan tetap dibuka normal seperti biasanya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 122 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M

18 April 2025 - 09:29 WIB

Warga Khawatir, Tanggul Penahan di DAS Gunung Semeru di Sumberwuluh Terkikis

15 April 2025 - 14:15 WIB

Musim Penghujan di Kota Probolinggo Diprediksi Berakhir Akhir April 2025

15 April 2025 - 02:58 WIB

Jembatan Pajarakan Diperbaiki, ini Jalur Alternatif untuk Hindari Kemacetan

14 April 2025 - 13:23 WIB

Warga Lumajang Menghela Napas Lega, Jalan Rusak 10 Tahun Segera Diperbaiki

13 April 2025 - 14:00 WIB

Setelah 10 Tahun Rusak, Jalan di Lumajang Akhirnya Diperbaiki

13 April 2025 - 13:13 WIB

Bupati Lumajang Targetkan Perbaikan Jalan dengan Anggaran Rp20 Miliar

13 April 2025 - 07:56 WIB

Atasi Krisis Air Bersih di Desa Sumberkramat Tongas, Polisi Bangun 4 Sumur Bor

12 April 2025 - 19:15 WIB

Pasca Libur Panjang, 574 Ribu Ton Sampah Menggunung di TPA Bestari Kota Probolinggo

11 April 2025 - 08:51 WIB

Trending di Lingkungan