Probolinggo,– Penyebaran virus penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap ternak kembali membuat panik masyarakat, tak terkecuali di Kabupaten Probolinggo. Pasalnya, virus PMK dikenal cukup ganas dan bisa menyebabkan kematian ternak.
Kabid Peternakan pada Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Probolinggo, drh. Nikolas Nur Yulianto mengatakan, virus PMK tak hanya menyebar di wilayah Kabupaten Probolinggo.
Saat ini penyebaran virus PMK memang cukup mengkhawatirkan di sejumlah daerah di Jawa Timur. Bahkan, di Kabupaten Probolinggo, sudah ada puluhan kasus di awal tahun 2025 ini.
“Sampai pertengahan Januari 2025 ini sudah sekitar 40 ekor sapi yang terkena PMK,” kata Nikolas, Kamis (23/1/25).
Ia meyakini, masih terdapat ternak-ternak lain yang sudah terjangkit virus PMK, utamanya sapi. Sebab, masih terdapat sejumlah ternak yang tidak menerima vaksin.
“Jadi 40 yang kena PMK itu yang kami ketahui dan dilaporkan ke kami. Kami yakin masih ada ternak yang lain, cuma pemiliknya tidak melapor, karena takut disuntik (vaksin, red) ternaknya,” ucapnya.
Diakui Nikolas, kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin ternak, sejauh ini masih kurang maksimal. Banyak masyarakat yang memilih mendiamkan ternaknya yang sudah terpapar virus demi tidak disuntik vaksin oleh petugas kesehatan hewan.
Kondisi ini, menurutnya, salah satunya karena masyarakat dipengaruhi oleh informasi-informasi hoaks terkait manfaat vaksin PMK.
“Vaksin PMK ini bagus untuk hewan, jangan takut. Di Januari 2025 ini kami mendapatkan jatah seribu vaksin untuk PMK,” cetus Nikolas.
Meski PMK kembali menjadi perbincangan masyarakat umum, pihaknya masih belum memiliki rencana untuk menutup sementara pasar-pasar hewan yang ada di Kabupaten Probolinggo.
Namun demikian, ia berharap kepada masyarakat utamanya pemilik ternak untuk lebih menjaga kesehatan hewannya.
“Kami menyadari bahwa salah satu penyebaran PMK itu adalah di pasar hewan. Maka dari itu kami imbau agar ternak yang tidak sehat, jangan dibawa ke pasar,” wanti Nikolas. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra