Pasuruan, – Semangat pemerintah dalam menggalakkan ketahanan pangan menjadi inspirasi sebuah pameran seni di Kabupaten Pasuruan. Bertajuk Ketahanan Pangan Bersukaria, pameran ini digelar di Gedung Serbaguna Koperasi Usaha Tani Terpadu (KUTT) Suka Makmur, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.
Acara ini berlangsung panjang, dari 23 Januari 2024 hingga 30 Januari 2025, menghadirkan 35 karya seni berupa lukisan dan patung hasil kreativitas seniman Pasuruan yang tergabung dalam komunitas yang bernama Derik. Ada pula seniman dari Batu, Malang, Sidoarjo, hingga Surabaya yang turut berpartisipasi.
Badri, tokoh senior di Komunitas Derik, menjelaskan, seniman yang tergabung dalam komunitas ini sebagian besar berasal dari Pasuruan. Namun, pada setiap even, komunitas ini kerap mengundang seniman dari luar daerah sebagai pembanding.
“Dalam pameran ini, kami mengundang tujuh seniman dari luar Pasuruan. Sebenarnya, awalnya ada sembilan orang, tapi dua di antaranya mengundurkan diri,” kata Badri, kepada wartawan saat pembukaan pameran, Kamis (23/1/2024) malam.
Ia juga mengungkapkan, nama Derik diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang berarti suara gesekan papan kayu.
“Nama ini melambangkan kesepakatan untuk saling mengasah dan saling mengkritik demi mencapai sesuatu yang lebih baik,” imbuhnya.
Menurut Badri, Komunitas Derik memiliki standard tinggi dalam memilih seniman yang berpartisipasi. Semua karya yang dipamerkan melalui proses seleksi ketat dan berasal dari seniman yang dianggap cukup profesional.
“Kami ada seleksi, dan pameran ini lebih bertujuan untuk pembelajaran,” ujarnya.
Lebih lanjut, seniman yang terlibat juga diminta melaporkan perkembangan karya mereka secara berkala.
“Jadi, tidak hanya direkrut lalu dibiarkan. Setelah pameran selesai, karya mereka juga akan dikompetisikan. Suasana kompetitif ini penting agar kita semua bisa maju,” jelas Badri.
Evi Zainal Abidin, Ketua KUTT Suka Makmur, menjelaskan, pameran seni ini acara tahunan yang digelar bersama Komunitas Derik. Tahun ini, mengangkat tema ketahanan pangan, sejalan dengan semangat yang digalakkan oleh pemerintah.
“Seiring dengan semangat yang digaungkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kami memberikan suntikan energi positif dengan tema Ketahanan Pangan Bersukaria,” tambah Evi.
Selain memberikan ruang bagi seniman lokal, Evi juga ingin memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia dengan menunjukkan eksistensi seni dalam menyemangati para pejuang ketahanan pangan, seperti petani, peternak, dan nelayan, melalui pesan yang disampaikan lewat karya seni.
“Harapannya pesan yang disampaikan melalui seni ini dapat lebih mudah dipahami oleh generasi muda,” pungkas Evi. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra