Menu

Mode Gelap
Peringatan Harjakabpro ke-279 Dikemas Sederhana, Diawali Ziarah Kubur dan Tasyakuran Tiga Bulan, Pemkot Probolinggo Vaksin 3 Ribu Ekor Sapi Pria Pembunuh Istri di Probolinggo Terancam Hukuman Mati, ini Pasal yang Diterapkan Polisi Songsong Porprov 2025, PODSI Kota Probolinggo Targetkan 6 Medali Emas Solusi Air Bersih di Lumajang: Bupati dan Walikota Probolinggo Dukung Rencana Pembangunan Infrastruktur Air Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M

Regional · 3 Feb 2025 18:40 WIB

Marak Pembuangan Bayi di Sungai, LBH Jentera Perempuan Jember Ngaku Prihatin


					Ketua Lembaga Badan Hukum (LBH) Jentera Perempuan Jember, Fitriyah Fajarwati. (foto: M. Abd. Rozak Mubarok). Perbesar

Ketua Lembaga Badan Hukum (LBH) Jentera Perempuan Jember, Fitriyah Fajarwati. (foto: M. Abd. Rozak Mubarok).

Jember,- Ketua Lembaga Badan Hukum (LBH) Jentera Perempuan Jember, Fitriyah Fajarwati mengaku prihatin dengan fenomena maraknya pembuangan bayi di wilayah Kabupaten Jember, beberapa hari belakangan.

Fitriyah menyebut, kondisi ini mencerminkan masalah yang lebih luas dalam masyarakat. “Kondisi terakhir ini sangat memprihatinkan,” katanya, Senin (3/2/25).

Ia menjelaskan, prasangka buruk yang mengarah pada perempuan hamil diluar pernikahan sebagai pelaku pembuangan bayi, masih sangat kuat.

“Prasangka buruknya kan perempuan. Banyak calon orang tua yang tidak siap untuk memiliki anak,” tambahnya.

Fitriyah menekankan kehamilan yang tidak direncanakan seringkali menjadi penyebab tindakan yang keterlaluan. Kondisi itu memaksa perempuan terpaksa mengambil keputusan sulit.

“Membesarkan anak sendiri juga masih dianggap tabu, sehingga banyak perempuan merasa terasing,” jelasnya.

Ia percaya, jika kehamilan yang tidak diinginkan dapat didiskusikan secara terbuka antara kedua belah pihak, maka pembuangan bayi yang notabene tidak manusiawi, bisa dicegah.

“Kita perlu mencari solusi, seperti mencarikan orang tua asuh bagi bayi, daripada membuang mereka,” cetusnya.

Fitriyah menegaskan, perlunya dukungan sosial dan pendidikan yang lebih baik untuk perempuan. Sehingga kaum perempuan tidak selalu jadi ‘korban’.

“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mengatasi prasangka buruk itu dan menyediakan solusi yang lebih manusiawi,” tutupnya.

Sekedar informasi, kasus pembuangan bayi diawal tahun 2025 di Jember, sudah dua kali terjadi. Modusnya pun sama, bayi dibuang ke sungai dalam keadaan meninggal dunia.

Penemuan bayi di aliran sungai pertama terjadi di Desa Darungan, Kecamatan Tanggul, Sabtu (25/1/25). Sepekan kemudian, fenomena serupa terjadi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, Minggu, (2/2/25). (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 77 kali

Baca Lainnya

Pemerintah Lumajang Dukung Usulan Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Lumajang

13 April 2025 - 13:21 WIB

Kereta Api Masih Favorit, Penumpang di Daop 9 Capai 117.208 Orang Selama Arus Balik

10 April 2025 - 22:04 WIB

Hadapi Puncak Arus Balik, ini Antisipasi KAI Daop 9 Jember

5 April 2025 - 20:16 WIB

Penumpang Terminal Bayuangga Tembus 70.467 Orang, Turun 10 Persen dari Tahun Lalu

5 April 2025 - 17:10 WIB

KAI Jember Siagakan Layanan Kesehatan untuk Penumpang Saat Arus Balik Lebaran

3 April 2025 - 12:38 WIB

Libur Panjang, Berikut Tips Memilih Liburan saat Lebaran

1 April 2025 - 17:30 WIB

Masih jadi Favorit, 95.585 Pemudik Gunakan KA Saat Lebaran 2025

30 Maret 2025 - 19:57 WIB

Libur Panjang Lebaran, Mobil Dinas Pemkab Probolinggo Dikandangkan

30 Maret 2025 - 15:16 WIB

Penyelenggaraan Haji Bakal Dikelola BP Haji, Anggota Komisi VIII DPR RI Dini Rahmania Beri Pesan Khusus

29 Maret 2025 - 19:55 WIB

Trending di Regional