Probolinggo,- Sejumlah warga Dusun Gilih, Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, mulai menggunakan perahu karet untuk memenuhi kebutuhan hariannya.
Sebab, jembatan yang menghubungkan dusun tersebut dengan dusun lainnya putus diterjang banjir bandang pada Rabu (5/2/25) malam.
Salah satunya Sofiatun, ia terpaksa harus berbelanja beras, telur dan kebutuhan dapur lainnya dengan menggunakan perahu.
Menurutnya, jembatan yang terputus itu merupakan akses satu-satunya akses ke dusun lain.
“Ingin jembatan lagi, karena buat makan, beras telur, minyak, saya biasa beli ke seberang, ini naik kapal (perahu karet, red),” kata Sofiatun, Kamis (6/2/25).
Selain untuk kebutuhan dapur, ia menginginkan jembatan tersebut segera dibangun lantaran anaknya tak bisa sekolah.
Selain itu, fasilitas kesehatan juga sulit didapat dengan putusnya jembatan permanen tersebut.
“Tidak bisa sekolah, libur (sendiri, red). Kalau mau periksa juga sulit, tidak ada jalannya,” ujarnya.
Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarif mengatakan, saat ini pihaknya bersama dengan masyarakat setempat sedang berupaya membangun jembatan darurat.
Bahannya dari bambu. Agar masyarakat bisa melintasi sungai.
“Walaupun ini jembatan darurat, kami usahakan sebaik mungkin,” ujar Oemar.
Sebagai informasi, putusnya jembatan penghubung yang berada di atas aliran sungai Rondoningo itu, membuat aktivitas warga sementara lumpuh.
Selama ini, jembatan yang tersapu terjangan banjir pada Rabu malam itu, merupakan akses satu-satunya warga menuju dusun seberang. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra