Probolinggo,– Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Krejengan, Kabupaten Probolinggo, menyadari bahwa metode berdakwah saat ini tidak hanya terbatas pada pengajian klasik.
Oleh karena itu, MWCNU Krejengan pun menggelar pelatihan kreatif yang bertujuan mencetak kader muda NU sebagai kreator konten digital, Minggu (9/2/25).
Ketua Tanfidziyah MWCNU Krejengan, KH. Moh. Basith Badzali mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian dari peringatan harlah Nahdlatul Ulama ke-102 dan Harlah Lazisnu ke-21.
Sebanyak 36 peserta dari 21 pengurus ranting NU se-Kecamatan Krejengan mengikuti pelatihan ini. Mereka dibekali keterampilan dalam desain grafis, editing video hingga ilmu jurnalistik.
“Ini langkah inovatif dari Lazisnu dan MWCNU Krejengan. Ke depan, syiar ke-NU-an harus masuk dalam dunia digital secara masif,” katanya.
Pria yang akrab disapa Gus Bebe itu berharap, program ini dapat mencetak kader digital yang siap berdakwah di era modern.
Selain itu, mampu menguatkan syiar ke-NU-an di media sosial, serta membawa pesan Islam rahmatan lil ‘alamin ke lebih banyak kalangan tanpa terbentur jarak dan waktu.
“Banyak kegiatan yang tanpa publikasi, sehingga seakan tidak berkegiatan. Jadi publik harus tahu, bahwa Nahdlatul Ulama itu ada untuk umat,” tambahnya.
Kepala Badan Siber Ansor Kota Kraksaan, Sundari Adi Wardhana, yang menjadi pemateri jurnalistik menekankan pentingnya penggunaan media sosial di era digital.
Dengan begitu, maka dakwah maupun kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan, dapat memberikan asas manfaat yang lebih besar serta publikasinya tersebar.
Namun, publikasi di media sosial (medsos) juga perlu memerhatikan beberapa hal. Salah satunya, cara menulis berita yang baik sesuai prinsip jurnalistik.
“Wawasan tentang bahaya hoaks dan mis-informasi yang marak di media sosial harus diperhatikan,” bebernya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra