Lumajang,- Perkembangan teknologi di era digitalisasi sangatlah cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat tersebut, proses penyebaran informasi dan interaksi antar manusia pun menjadi semakin cepat dan terbuka.
Sebagai contoh dengan perkembangan media sosial. Arus informasi yang begitu cepat menuntut masyarakat untuk lebih cerdas dalam menyaring berita. Informasi yang tidak akurat atau bahkan menyesatkan dapat berdampak buruk, mulai dari kebingungan hingga keresahan sosial.
Oleh karena itu, diperlukan ekosistem komunikasi yang baik dan terintegrasi antar sektoral guna memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang benar, akurat, dan bermanfaat.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Lumajang, Mustaqim menegaskan, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan informasi yang benar.
Di samping itu, dirinya menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, media, dan masyarakat dalam menjaga kualitas informasi.
“Komunikasi yang terarah dan transparan sangat diperlukan agar masyarakat tidak mudah terjebak dalam hoaks atau informasi yang dapat merugikan mereka sendiri,” kata Mustaqim saat dikonfirmasi, Rabu (26/2/2025).
Di samping itu, media sosial dengan kecepatan informasi yang luar biasa telah mengubah cara orang mengonsumsi berita.
Pasalnya, dalam hitungan detik, sebuah berita bisa tersebar luas ke seluruh dunia, memengaruhi opini masyarakat dalam waktu yang sangat singkat.
“Jika sebuah berita disebarkan tanpa verifikasi yang jelas, risiko penyebaran informasi yang salah sangat tinggi, yang dapat berujung pada kerusakan reputasi, kebingungan publik, atau bahkan kerusuhan sosial,” katanya.
Sementara, media sosial saat ini memainkan peran besar dalam mempengaruhi cara orang mengakses dan memahami informasi.
Sumber berita yang tak terhitung jumlahnya tersedia di berbagai platform sosial, namun tidak semuanya dapat dipercaya. Beberapa media sosial hanya memprioritaskan likes, shares, dan comments daripada kualitas informasi yang disebarkan.
“Nah, ini menciptakan semacam disonansi informasi, di mana orang lebih tertarik pada berita yang sensasional dan emosional daripada berita yang berbasis fakta,” ungkapnya.
Maka dari itu, menjalin komunikasi yang baik pilihan yang tepat. Salah satu langkah strategis dalam membangun ekosistem komunikasi yang baik adalah dengan menjaga kanal-kanal informasi resmi, baik di tingkat pusat maupun daerah.
“Kanal-kanal ini menjadi sumber rujukan utama bagi masyarakat dalam mendapatkan berita yang valid,” ujarnya.
Namun, tantangan yang dihadapi adalah adanya upaya phishing dan peretasan yang dapat mengganggu kredibilitas informasi.
“Oleh karena itu, penguatan sistem keamanan digital sangat diperlukan agar masyarakat tetap dapat mengakses informasi yang terpercaya,” jelasnya.
Tidak hanya pemerintah dan media, masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem komunikasi yang baik. Seperti memeriksa sumber informasi sebelum membagikannya.
“Dengan ekosistem komunikasi yang baik, masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi yang benar, tetapi juga menjadi lebih kritis dalam memilah berita,” ujarnya.
Sinergi antara pemerintah, media, dan masyarakat akan menciptakan ruang informasi yang sehat, sehingga setiap warga dapat menjalankan haknya untuk memperoleh informasi yang akurat dan bermanfaat.
“Menjaga kejernihan informasi adalah tanggung jawab bersama. Dengan komunikasi yang terintegrasi dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, masyarakat dapat semakin tercerahkan dan terhindar dari informasi yang merugikan,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra