Probolinggo,– Intensitas hujan di wilayah Kabupaten Probolinggo masih cukup tinggi. Hal ini berpotensi terjadinya lonjakan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sampai dengan sepekan Maret berjalan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo mencatat sudah terdapat 419 pasien DBD dan satu diantaranya meninggal dunia.
Angka kematian tersebut menimpa salah satu warga kecamatan Tiris. Jika tidak waspada, jumlah korban meninggal diprediksi bisa bertambah.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, dr. Nina Kartika mengatakan, datangnya musim hujan memang berpotensi menambah pasien DBD.
Sebab, pada musim hujan, potensi bertambahnya genangan air sangat mungkin terjadi yang kemudian menjadi sarang nyamuk jenis Aedes aegypti.
Hal tersebut tentu membuat jentik nyamuk akan semakin mudah berkembang jika kesadaran terhadap kebersihan lingkungan kurang maksimal.
“Kasus DBD cukup tinggi. Oleh sebabnya penting menjaga kebersihan lingkungan,” kata dr. Nina, Jumat (7/3/25).
Dari 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo, terdapat 5 kecamatan yang mendapatkan atensi lebih dari Dinkes Kabupaten Probolinggo. Sebab di 5 kecamatan tersebut, angkat penyakit DBD cukup tinggi.
Kelima kecamatan itu adalah Kecamatan Paiton dengan 32 kasus, Maron dengan 15 kasus. Sementara Kecamatan Kraksaan, Krejengan dan Tegalsiwalan, masing-masing 13 kasus.
“Nyamuk DBD ini aktifitasnya pagi sampai sore, itu yang perlu kita khawatirkan jangan sampai tergigit. Jadi beda dengan nyamuk malam, itu nyamuk biasa,” ucapnya.
Ia mengimbau agar masyarakat rutin melajukan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN. Sejauh ini PSN merupakan langkah paling efektif untuk mencegah DBD.
“Setidaknya lakukan PSN seminggu sekali, baik di dalam maupun di luar rumah, dan harus rutin,” wanti dr. Nina. (*)
Editor : Mohammad S
Publisher : Keyra