Lumajang, – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Lumajang jemput bola bagi anak yang putus sekolah, agar dapat melanjutkan kembali pendidikannya.
Kepala Bidang Kebudayaan dan Pendidikan Masyarakat Dindikbud Kabupaten Lumajang, Muhammad Suhudi mengatakan, langkah tersebut menjangkau dua kelompok utama, yaitu anak putus sekolah (Drop Out/DO) dan anak yang lulus tetapi tidak melanjutkan pendidikan (LTM).
“Dari total 3.561 anak DO, sebanyak 1.851 anak telah terverifikasi, 1.142 anak masih dalam proses pendataan, dan 568 anak telah kembali ke sekolah untuk mengenyam pendidikan. Sementara itu, dari 5.666 anak LTM, 3.489 anak telah terverifikasi, 1.371 anak masih dalam proses pendataan, dan 806 anak kembali mengenyam pendidikan,” kata Sahudi, Selasa (11/3/25).
Di sisi lain, ada program ATS yang menargetkan anak-anak Belum Pernah Bersekolah (BPB). Dari total 4.963 anak BPB, sebanyak 1.585 anak telah terverifikasi, 1.301 anak masih dalam proses pendataan, dan 2.077 anak berhasil bersekolah.
“Dalam mendukung efektivitas pendataan, aktivasi akun verval telah dilakukan di 198 desa dan 7 kelurahan, dengan 186 desa dan 7 kelurahan telah aktif,” ungkapnya.
Tak hanya berfokus pada pendataan dan verifikasi, pihaknya juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan.
Sedangkan, untuk Kecamatan dengan angka ATS tertinggi di Kabupaten Lumajang meliputi Pasirian (275 anak), Candipuro (242 anak), Randuagung (235 anak), dan Jatiroto (187 anak).
“Sementara itu, kecamatan dengan angka ATS terendah adalah Pasrujambe (91 anak), Sumbersuko (76 anak), dan Gucialit (57 anak),” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra