Jember,– Dalam keheningan terowongan Kereta Api (KA), terdapat sosok-sosok pahlawan yang tak terlihat yaitu penjaga terowongan.
Mereka adalah garda terdepan sekaligus benteng pertahanan yang memastikan setiap perjalanan KA aman dan lancar, meskipun seringkali perannya tak terlihat.
Di bawah naungan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 9 Jember, para penjaga terowongan ini menjalankan tugas krusial mereka dengan dedikasi tinggi.
Manager Hukum dan Humas Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menyebut bahwa setiap terowongan memiliki pos penjagaan dengan empat personel yang bertugas dalam tiga shift yaitu pagi, siang, dan malam.
“Para penjaga terowongan adalah garda terdepan dalam memastikan keselamatan perjalanan kereta api,” ujar Cahyo, Kamis, (13/3/25).
Mereka beroperasi di lokasi terpencil dan harus menelusuri terowongan. Terutama pada malam hari, demi memastikan lintasan bebas dari hambatan.
Sebelum kereta melintas, petugas melakukan pemeriksaan menyeluruh dan menunjukkan Semboyan 1 kepada masinis, menandakan bahwa jalur aman.
Setiap penjaga terowongan dibekali pelatihan intensif dan sertifikasi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian setiap empat tahun.
Tugas ini bukan tanpa tantangan, mereka seringkali bekerja sendiri dalam kondisi minim pencahayaan, dan menelusuri jalur rel untuk mendeteksi potensi bahaya.
Daop 9 Jember, yang memiliki panjang jalur 261,5 km, juga mengawasi dua terowongan bersejarah. Yakni Terowongan Garahan dan Terowongan Mrawan, yang menjadi jalur vital hingga kini.
“Tanpa mereka, risiko gangguan seperti longsor atau benda asing bisa mengancam keselamatan perjalanan kereta api,” beber Cahyo.
Demi meningkatkan keselamatan, PT KAI Daop 9 Jember berkomitmen untuk terus berinovasi. Salah satunya adalah pembangunan terowongan baru melalui koordinasi dengan Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Timur.
Cahyo mengingatkan masyarakat untuk tidak memasuki area terowongan tanpa izin. “Larangan ini bertujuan untuk mencegah kecelakaan dan menjaga keamanan perjalanan kereta api,” tuturnya.
Para penjaga terowongan ini, berfungsi sebagai pilar keselamatan perkeretaapian di Indonesia. “Memastikan bahwa setiap perjalanan kereta api tidak hanya cepat, tetapi juga aman,” Cahyo memungkasi. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra